Jumat, 16 Desember 2011

BTS

Menyikap Seluk Beluk BTS

  Sempurna tidaknya sinyak yang diperoleh sebuah ponsel sangat tergantung dengan BTS. Namun, seperti apa sebenarnya cara kerja sebuah BTS?

Bila anda sedang berada di kota-kota besar, semacam Jakarta atau Surabaya Jamak terlihat pemandangan sebuah tower menjulang dan dilengkapi dengan perangkat-perangkat berbentuk piringan, atau benda berbentuk kotak. Terkadang, tower-tower semacam ity tegak berdampingan. Benda serupa, kadang bisa dijumpai juga saat anda berkendara ke luar kota.

Tower seperti itu adalah bagian dari sebuah BTS (base transceiver station). Istilah BTS sendiri sebenarnya sudah menjadi istilah umum bagi pelanggan selular. Baik pelanggan GSM maupun CDMA. Sebab memang BTS-lah komponen jaringan GSM yang pertama kali koneksi dengan ponsel anda.

BTS sendiri sebenarnya terdiri dari tiga bagian utama. Yakni, tower, shelter dan feeder. Dari ketiga komponen utama itu, towerlah yang paling jelas terlihat. Di bawah tower, biasanya ada sebuah bangunan yang biasanya berukuran 3 x 3 meter. Inilah yang disebut shelter. Di dalam terdapat berbagai combiner, module per carrier, core module (module ini(, power supply, fan (kipas) pendingin, dan AC / DC converter.

Seluruh perangkat dalam shelter BTS tidak ubahnya seperti rak-rak besi, atau malah lebih mirip lemari pendingin. Rak besi ini disebut juga sebagai BTS equipment (BTSE). Untuk mentenagai perangkat tadi rata-rata diperlukan range antara 500 sampai 1500 watt, tergantung module dan hadrware yang digunakan.

BTS hanyalah salah satu bagian dari seluruh rangkaian proses pengiriman sinyal, yang sebenarnya juga terdiri dari tiga komponen utama. Takni BBS, SSS dan intelligent network. BTS sendiri termasuk dalam komponen BSS (Base Station Subsystem). Selain BTS, dalam BSS juga dikenal BSC (Base Station Controler), dimana dalam alur sistem, beberapa BTS ditangai oleh satu BSC –umumnya satu BSC menangani sekitar 200 BTS.

Adapun komponen SSS (Switching Subsystem), mencakup kombinasi berbagai perangkat seperti MSC (mobile service Switching Center), HLR (Home Location Register), dan VLR (Visitor Location Register). Alur sistem informasi yang terdapat pada komponen BSS, dapat dilihat dalam gambar sistem jaringan GSM.

Alur Sistem BSS
Alur jaringan bisa diilustrasikan sebagai berikut: Pertama terpancar data atau sinyal dari ponsel yang diterima oleh antena (cell), dimana data atau sinyal tersebut dipancarkan lewat udara dalam area converage cell BTS. Kedua data atau sinyal yang diterima antena disampaikan melalui feeder (kabel antena), yang selanjutnya diolah dalam modul-modul hardware dan software BTS. Setelah itu tercipta output data yang diteruskan ke rangkaian luar BTS, yakni BSC. Untuk menghubungkan transmisi antara BTS dan BSC dipergunakan microwave.

“Microwave dipergunakan untuk menggantikan perang fungsi kabel, seperti PCM (Pulse Code Modulation) cable, seperti PCM (Pulse Code Modulation) cable atau fiber opric. Namun baik microwave dan fiber optic memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing,” papar Hendarmin, technical instrction ICM Training Center Siemens. Kelebihan microwave ialah infrastruktur yang dibangun lebih murah. Sedang kekurangan microwave kapasitas lebih rendah, kualitas bisa lebih buruk jika terjadi gangguan di udara. Lalu alternatif lain fiber optic, dengan kelebihan kapasitas lebih besar (fisik lebih kecil) ditunjang kualitas data lebih baik.

Kelemahan fiber optic adalah investasinya lebih mahal, sebab memerlukan penggalian tanah atau laut. Excelcom merupakan operator yang mempopulerkan penggunaan fiber optic guna mendukung transmisi, istilah yang dulu dikenal dengan teknologi Connetrix. Selain ity microwave juga dapat dipergunakan untuk mendukung koneksi dari BSC ke TRAU (Transcoder and Rate Adaption Unit), atau dari TRAU ke MSC. Proses alur tadi juga bisa berjalan dari arah sebaliknya. TRAU merupakan jalur penghubung dari BSC ke komponen SSS. Selain sebagai penghubung, TRAU berfungsi untuk mengkompresi traffic channel GSM. Sedang untuk kebutuhan channel GPRS tidak dipergunakan komponen TRAU.

Jenis dan Kelas BTS
Dalam istilah BTS juga dikenal berbagai pembagian kelas. Semisal untuk penempatan BTS, dibagi kedalam kelas indoor dan outdoor. BTS indoor mempunyai spesifikasi desain yang lebih ramping atau simpel, dan relatif lebih awet karena ditempatkan di dalam ruangan. Namun BTS indoor juga memiliki kelemahan pada penempatan ruangan tersendiri yang harus dilengkapi AC (Air Conditioner) sebagai pendingin. Rentang suhu yang dapat diterima komponen BTS antaa -5 hingg 55 derajat celcius. Umumnya perangkat BTS ini yang terdapat di dalam shelter dan mall-mall.

Selain itu terdapat BTS outdoor yang mempunyai spesifikasi tidak memerlukan ruangan khusus. Dapat ditempatkan pada dinding (wall mounted), terowongan, dan pinggir jalan. Sifatnya yang lebih fleksibel, tapi punya kelemahan desain yang lebih besar dan berat. Perbedaan biasanya hanya pada rack, tapi isi module-nya hampir sama dengan BTS indoor.

Menurut Hendarmin, kemampuan BTS juga dipengaruhi kapasitas yang tersedia. Kapasitas dalam hal ini menyangkut daya tampung Trx (Tranceiver) atau frekuensi. Biasanya dalam satu tower BTS terdiri dari 3 cell. Jika 1 cell memiliki 3 Trx, dimana 1 Trx tersebut memiliki 8 time slot. Artinya time slot inilah yang digunakan oleh subscriber atau pelanggan untuk melakukan komunikasi selular. Dari 8 time slot, 1 time slot khusus digunakan untuk signaling yang berfungsi untuk membawa informasi tentang parameter cell. Sisanya tujuh time slot biasa digunakan untuk komunikasi voice dan GPRS. Jadi satu cell yang memiliki tiga Trx (3 x 8 slot) – 1 time slot, artinya terdapat 23 time slot yang bisa digunakan komunikasi oleh 23 pelanggan secara bersamaan. Singkatnya 69 percakapan suara dapat di cover bersamaan oleh 1 tower BTS dengan 3 cell yang ada.

Hubungan Antara Cell dan Converage
Cell dalam BTS mempunyai kaitan erat dengan converage (area layanan). Besar kecilnya cell tentu berpengaruh pada performa jaringan yang diterima oleh pelanggan. Penyediaan cell pun tidak terlepas dari faktor kontur permukaan bumi. Seperti tanah lapang, pegunungan dan daerah gedung bertingkat mempunyai pengaruh tersendiri dalam pemasangan cell BTS. Berikut ini dijelaskan beberapa tipe cell, dan luas converage yang mampu dicakup.

Macro cell – jenis ini yang paling gampang dilihat, sebab ditempatkan di atas gedung tinggi atau tower dengan ketinggian sekitar 50 meter. Ciri macro cell yakni memiliki transmit power yang lebih tinggi, dan converage lebih luas. Umumnya macro cell banyak ditempatkan di daerah pinggiran kota yang mempunyai kepadatan rendah (low traffic) dan sesuai bagi pelanggan yang membutuhkan mobilitas tinggi. Jarak jangkauan bisa berbeda antar operator, tergantung desain yang dibutuhkan. Maksimum macro cell mempunyai jangkauan hingga 35 km, pada realitanya macro cell hanya beroperasi hingga 20 km saja. Ini disebabkan adanya halangan-halangan yang mengganggu penetrasi signal.

Micro cell – jenis ini biasanya ditempatkan di pinggiran jalan atau di sela-sela pojok gedung. Macro cell dirancang bagi komunikasi pelanggan dengan kepadatan tinggi, namun bermobilitas rendah. Ciri micro cell yakni converage nya kecil namun kapasitas besar dengan transmit power yang rendah. Biasanya antenanya cukup dipasang di plafon atau langit-langit suatu ruangan, ada juga tanpa antena alias ditempel pada dinding. Micro cell sendiri dibagi ke dalam micro cell standar, pico cell, dan nano cell. Maksimum micro cell mempunyai jangkauan antara 500 meter hingga 1 km.



Sumber: Selular, No. 46, Januari 2004
Continue reading }}

Minggu, 11 Desember 2011

Lirik : Sendiri Menyepi | by : Edcoustic

  Sendiri Menyepi

Album : Muhasabah Cinta
Munsyid : Edcoustic
http://liriknasyid.com

Sendiri Menyepi

Sendiri Menyepi..

Tenggelam dalam renungan

Ada apa aku seakan kujauh dari ketenangan

perlahan kucari, mengapa diriku hampa…

mungkin ada salah, mungkin ku tersesat,

mungkin dan mungkin lagi…

Oh Tuhan aku merasa

sendiri menyepi

ingin ku menangis, menyesali diri, mengapa terjadi

sampai kapan ku begini

resah tak bertepi

kembalikan aku pada cahayaMu yang sempat menyala

benderang di hidupku..

Perlahan kucari, mengapa diriku hampa

mungkin ada salah mungkin ku tersesat,

mungkin dan mungkin lagi

Oh Tuhan aku merasa..

sendiri menyepi…

Ingin ku menangis, menyesali diri, mengapa terjadi

sampai kapan ku begini

resah tak bertepi

kembalikan aku pada cahayaMu yang sempat menyala

Oh Tuhan aku merasaaaaaaaa……

seeeeendiri….aku merasa sendiri..

sampai kapan begini

resah tiada bertepi…Ooohh..

Kuingin cahyaMu

benderang di hidupku..
Continue reading }}

Senin, 05 Desember 2011

C4 Telkom Poloshirt (eps. 2)

Aslm / Pagi!!
Dear all rekans C4 Telkom, agents and EoS.
Ane cuma mau nawarin ada yang berminat ikutan buat kaos Polo C4, berikut speknya:
- Warna 2 macam (light blue dan dark grey)
- Ukuran cowo dan cewe beda (S-M-L-XL-XXL)
- Bahan lacoste
- Nah harganya gak masih sama eps1 (65RB untuk 1 pcs dan 125RB kalo pesen 2)
- Yang berminat hubungi ane ya...
Sementara ane nunggu jumlah pemesananan hingga mencukupi kuota

Berikut gambarnya:





Demikian infonya gan, mudah2an berminat, tks
Continue reading }}

Minggu, 27 November 2011

Touring part 1: Menjelajah kesegaran puncak Bogor

Sabtu 26 2011 kemarin kami yang terdiri dari 6 laki-laki bang Taufan, Arif Aulya R, Haviz, Irfan, Welly, saya sendiri dan 2 orang perempuan: Lita dan Thety memulai touring pertama kami. Kali ini kami memilih wisata Puncak Bogor.


Malam minggu start dari kantor (Gd.Multimedia, Jl Kebon sirih) kami berkumpul dan mulai jalan sekitar pukul 22.00 WIB. Pada hari itu cuaca sangat cerah. Setelah berdoa kamipun berangkat. Rute yang kami lewati setelah dari jalan kebon sirih menuju arah Jatinegara, kemudian Cililitan baru masuk jalan Raya Bogor. Kecepatan awal masih rata2 60 KM/Jam karena jalanan masih cukup ramai. Memasuki Tajur kamipun langsung tanjap gas sambil berhati2. Maklum malam minggu jalur puncak sangat ramai sehingga kami harus mengambil jalur celah2 diantara mobil2. Setelah memasuki kota bogor kami istirahat sejenak sambil mengisi tangki bensin, belanja di Alfa*** dan makan malam. Setelah istirahat kurang lebih 30 menitt kami lanjutkan perjalanan.


Tidak kurang dari 20 menit akhirnya kami tiba di puncak pada pukul 02.00 WIB dan kami menuju Masjid At Taawun untuk beristirahat malam setelah menempuh jarak kurang lebih 85 KM waktu tempuh kurang lebih 3 Jam perjalanan. Udara yang sangat dingin kami mengambil momen untuk berfoto2 baru kemudian istirahat malam.

















Setelah sholat subuh berjamaah kami berfoto2 menikmati sunrise dan udara yang sangat dingin disana sebelum melanjutkan perjalanan.








Berikutnya kami menuju Telaga Warna yang terletak tidak jauh dari masjid At Taawun. Sesampainya disana loket pembelian tiket masuk belum buka karena masih jam 06.00 WIB tapi kami memaksa untuk masuk. Didalam sana ternyata banyak sekali monyet2 yang berkeliaran dan ternyata Telaga Warna yang dimaksud itu hanya berwarna biasa saja (coklat).


Setelah puas mengambil beberapa gambar di Telaga Warna selanjutnya kami mendaki ke kebun teh yang ada di sekitar Telaga Warna. Kebun Teh yang sangat indah seperti karpet permadani hijau sehingga membuat kami berlama2 untuk berfoto bersama.

 Jam 08.00 WIB perut sudah terasa lapar itu artinya kam harus segera mencari tempat makan. Kami kembali turun dan akhirnya berhenti di sebuah warung makan untuk sarapan pagi. Menu yang sederhana tapi disuguhkan pemandangan kebun teh yang menawan. Sehabis makan kami melanjutkan perjalan menuju Obyek Wisata Ramayana. Biaya masuk untuk hari libur hanya dikenakan Rp. 15.000 saja sudah termasuk 3 obyek wisata yang gratis. Sesampai disana kami mencari tempat untuk tidur terlebih dahulu.


Setelah sholat Dzuhur kami menuju wahana perahu karet kemudian sepeda boat. Kurang lebih 3 jam kami menikmati wisata Ramayana dan akhirnya pkl 15.30 kamipun bersiap-siap unutk kembali ke jakarta.


Di tengah-tengah perjalanan menuju jakarta hujan deras pun mengguyur kami dengan berhati-hati kami meluncur ke ibukota bersama rombongan HVC (Hoda Vario Club). Sesampai dijakarta hujanpun reda dan kami tiba dengan selamat di Jalan Kebon Sirih Pkl 18.30 WIB.
Selanjutnya kami berencana untuk melanjutkan touring kembali diwaktu-waktu mendatang.
Demikian cerita perjalanan touring 1.
Continue reading }}

Selasa, 22 November 2011

Waveguide, Teori 1 dan 2

Kali ini ane pengen sharing materi kuliah ane untuk mata kuliah Gelombang Mikro. Mata kuliah ini disampaikan dikelas ane pada hari Selasa, 22 November 2011 Jam 19.00 WIB di kampus ISTN CIKINI, JakPus.

 Nah berikut santapan ilmunya:


Teori Waveguide 1 
Dua-kawat Jalur transmisi yang digunakan dalam rangkaian konvensional tidak efisien untuk mentransfer energi elektromagnetik pada frekuensi gelombang mikro. Pada frekuensi ini, energi kabur oleh radiasi karena ladang tidak terbatas ke segala arah, seperti digambarkan pada Gambar 1-1. Garis coaxial lebih efisien dari dua baris kawat untuk mentransfer energi elektromagnetik karena ladang benar-benar dibatasi oleh konduktor, seperti digambarkan pada Gambar 1-2.


 

Gambar 1-1. - Fields terbatas hanya dalam dua arah.












Gambar 1-2. - Fields terkurung di segala penjuru.




Waveguides adalah cara yang paling efisien untuk mentransfer energi elektromagnetik. Dasarnya koaksial WAVEGUIDES baris tanpa pusat konduktor. Mereka dibangun dari bahan konduktif dan bisa persegi panjang, lingkaran, atau elips dalam bentuk, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1-3.








Gambar 1-3. - Waveguide bentuk.







Waveguide Keuntungan
Waveguides memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan dua kawat dan jalur transmisi koaksial. Sebagai contoh, area permukaan besar akan sangat mengurangi waveguides TEMBAGA (I 2 R) KERUGIAN. Dua jalur transmisi kawat tembaga memiliki kerugian besar karena mereka memiliki luas permukaan yang relatif kecil. Luas permukaan konduktor luar dari kabel koaksial besar, tapi luas permukaan konduktor dalam relatif kecil. Pada frekuensi microwave, arus-daerah membawa konduktor dalam terbatas pada lapisan yang sangat kecil pada permukaan konduktor oleh suatu tindakan yang disebut EFEK KULIT.
Efek kulit cenderung meningkatkan resistansi efektif konduktor. Meskipun perpindahan energi dalam kabel koaksial disebabkan oleh gerakan medan elektromagnetik, besarnya bidang dibatasi oleh ukuran daerah membawa arus dari konduktor dalam. Ukuran kecil konduktor pusat bahkan lebih jauh dikurangi dengan efek kulit dan energi transmisi dengan kabel koaksial menjadi kurang efisien daripada oleh waveguides. KERUGIAN dielektrik juga lebih rendah daripada di waveguides dua kawat dan jalur transmisi koaksial. Dielektrik kerugian dalam dua-baris koaksial kawat dan disebabkan oleh pemanasan insulasi antara konduktor. Isolasi dielektrik berperilaku sebagai sebuah kapasitor yang dibentuk oleh dua kawat dari saluran transmisi. Tegangan potensial di dua kawat penyebab pemanasan dielektrik dan menghasilkan daya yang hilang. Dalam aplikasi praktis, yang sebenarnya rincian insulasi antara konduktor dari saluran transmisi lebih sering masalah daripada adalah kerugian dielektrik.
Breakdown ini biasanya disebabkan oleh tegangan stasioner paku atau "node" yang disebabkan oleh gelombang berdiri. Berdiri gelombang stasioner dan terjadi ketika bagian dari energi yang merambat di dalam garis tercermin oleh ketidaksesuaian impedansi dengan beban. Potensi tegangan gelombang yang berdiri pada titik-titik besar terbesar bisa menjadi cukup besar untuk memecah isolasi antara saluran transmisi konduktor.

Dielektrik dalam waveguides adalah udara, yang memiliki jauh lebih rendah daripada konvensional kehilangan dielektrik bahan isolasi. Namun, waveguides juga tunduk pada dielektrik kerusakan yang disebabkan oleh gelombang berdiri. Berdiri gelombang waveguides lengkung yang menyebabkan menurunkan efisiensi perpindahan energi dan dapat sangat merusak Waveguide. Juga karena medan elektromagnetik benar-benar terkandung dalam Waveguide, disimpan kerugian radiasi sangat rendah.
Kemampuan penanganan Power-keuntungan lain waveguides. Waveguides dapat menangani lebih banyak kekuatan daripada garis koaksial dengan ukuran yang sama karena daya kemampuan penanganan secara langsung berkaitan dengan jarak antara konduktor. Gambar 1-4 menggambarkan jarak antara konduktor yang lebih besar dalam Waveguide.





Gambar 1-4. - Perbandingan antara jarak pada kabel koaksial dan Waveguide melingkar.






Dalam pandangan keuntungan waveguides, Anda akan berpikir bahwa seharusnya waveguides satu-satunya jenis jalur transmisi yang digunakan. Namun, waveguides memiliki beberapa kekurangan yang membuat mereka praktis untuk digunakan hanya pada frekuensi gelombang mikro.

Waveguide Kekurangan
Ukuran fisik adalah utama frekuensi rendah pembatasan waveguides. Lebar dari suatu Waveguide harus kira-kira setengah panjang gelombang pada gelombang frekuensi yang akan diangkut. Sebagai contoh, sebuah Waveguide untuk digunakan pada 1 megahertz akan menjadi sekitar 500 meter lebar. Hal ini membuat penggunaan waveguides pada frekuensi di bawah 1000 megahertz semakin praktis. Rentang frekuensi yang lebih rendah dari sistem apapun yang menggunakan waveguides dibatasi oleh dimensi fisik waveguides. 
Waveguides sulit untuk menginstal karena mereka kaku, berbentuk pipa cekung. Khusus kopling pada sendi yang diperlukan untuk menjamin pengoperasian yang semestinya. Juga, bagian dalam permukaan waveguides sering dilapisi dengan perak atau emas untuk mengurangi efek kulit kerugian. Persyaratan ini meningkatkan biaya dan mengurangi kepraktisan dari pada setiap sistem Waveguide selain frekuensi gelombang mikro. 

Teori Waveguide 2 
Mengembangkan Waveguide dari Parallel Lines 
Anda dapat lebih memahami transisi dari Jalur transmisi biasa Waveguide konsep-konsep teori dengan mempertimbangkan perkembangan Waveguide dari dua kawat saluran transmisi. Gambar 1-5 menunjukkan bagian dari dua kawat saluran transmisi mendukung dua insulator. Di persimpangan dengan baris, maka isolator harus menunjukkan impedansi yang sangat tinggi untuk tanah untuk pengoperasian yang semestinya garis. Isolator impedansi rendah jelas akan mengalami hubungan arus pendek garis ke ground, dan ini adalah apa yang terjadi pada frekuensi sangat tinggi. Insulator biasa menampilkan karakteristik dielektrik dari suatu kapasitor yang dibentuk oleh kawat dan tanah. Ketika meningkat frekuensi, impedansi secara keseluruhan menurun. Yang lebih baik frekuensi tinggi insulator adalah gelombang seperempat bagian Jalur transmisi korsleting pada salah satu ujungnya. Semacam isolator ditunjukkan pada Gambar 1-6. Impedansi dari sebuah korsleting seperempat bagian gelombang sangat tinggi di akhir pertemuan terbuka dengan dua kawat saluran transmisi. Isolator jenis ini dikenal sebagai isolator logam dan dapat ditempatkan di manapun sepanjang dua jalur kabel. Perhatikan bahwa gelombang seperempat bagian yang insulator hanya pada satu frekuensi. Hal ini sangat membatasi bandwidth, efisiensi, dan penerapan dari jenis kawat dua baris.





Gambar 1-5. - Dua-kawat saluran transmisi menggunakan isolator biasa.









Gambar 1-6. - Quarter-bagian gelombang Jalur transmisi korsleting pada salah satu ujungnya.







Gambar 1-7 menunjukkan beberapa metalik insulator pada setiap sisi dari dua kawat saluran transmisi. Karena lebih banyak insulator ditambahkan, setiap bagian membuat kontak dengan berikutnya, dan Waveguide persegi panjang terbentuk. Garis-garis menjadi bagian dari dinding-dinding Waveguide, seperti digambarkan pada Gambar 1-8. Energi ini kemudian dilakukan dalam Waveguide hampa bukannya sepanjang dua kawat saluran transmisi.








Gambar 1-7. - Metalic insulator pada setiap sisi dari dua jalur kabel.












Gambar 1-8. - Membentuk Waveguide dengan menambahkan bagian seperempat-gelombang. 











Perbandingan cara kerja medan elektromagnetik pada saluran transmisi dan dalam Waveguide tidak tepat. Selama perubahan dari dua jalur kabel ke Waveguide, konfigurasi medan elektromagnetik juga mengalami banyak perubahan. Ini akan dibahas nanti dalam bab ini. Sebagai hasil dari perubahan ini, Waveguide tidak benar-benar beroperasi seperti dua jalur kabel yang benar-benar didorong oleh gelombang seperempat bagian. Jika tidak, penggunaan Waveguide akan terbatas pada satu panjang gelombang frekuensi yang empat kali panjang gelombang seperempat bagian. Bahkan, gelombang panjang ini tidak bisa lewat efisien melalui waveguides. Hanya sebagian kecil dari rentang frekuensi gelombang agak lebih pendek (frekuensi tinggi) bisa lulus efisien.

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1-9, dimensi terluas yang Waveguide disebut "suatu" dimensi dan menentukan jangkauan frekuensi operasi. Dimensi yang paling sempit menentukan kekuatan-kemampuan penanganan Waveguide dan disebut sebagai "b" dimensi.

 



Gambar 1-9. - Pelabelan Waveguide dimensi.




CATATAN: Metode pelabelan tidak waveguides standar dalam semua teks. Metode yang berbeda dapat digunakan dalam teks-teks lain pada prinsip-prinsip gelombang mikro, tetapi metode ini adalah sesuai dengan Standar Militer Angkatan Laut (MIL-STD).
Kemampuan Waveguide dimensi yang diberikan untuk mengangkut lebih dari satu frekuensi mungkin lebih baik dipahami dengan menganalisis tindakan-tindakan yang diilustrasikan pada Gambar 1-10. A Waveguide dapat dianggap sebagai memiliki atas dan bawah bagian seperempat-gelombang dan bagian tengah yang merupakan konduktor padat disebut BUS BAR. Dalam pandangan (A), jarak mn adalah sama dengan jarak pq, dan keduanya sama dengan satu seperempat panjang gelombang (l / 4).







Gambar 1-10A. - Frekuensi efek pada Waveguide. NORMAL OPERASI FREKUENSI






CATATAN: Sepanjang NEETS, 1 / 4 l dan l / 4 yang kedua digunakan untuk mewakili seperempat panjang gelombang dan digunakan secara bergantian. Juga, l / 2 dan 3 / 2 l akan digunakan untuk mewakili satu setengah-panjang gelombang dan 1 1 / 2 panjang gelombang, masing-masing.
Jarak np adalah lebar bus bar. Jika keseluruhan dimensi Waveguide tetap konstan, diperlukan panjang seperempat bagian gelombang frekuensi menurun sebagai meningkat. Seperti digambarkan dalam pandangan (B), ini menyebabkan lebar bus bar untuk MENINGKATKAN. Dalam teori Waveguide dapat berfungsi pada jumlah yang tak terhingga frekuensi yang lebih tinggi daripada yang dirancang Frekuensi; sebagai panjang gelombang setiap seperempat bagian mendekati nol, bus bar terus melebar untuk mengisi ruang yang tersedia. Namun, dalam praktiknya, sebuah batas frekuensi atas disebabkan oleh modus operasi, yang akan dibahas nanti.





Gambar 1-10B. - Frekuensi efek pada Waveguide. MENINGKATKAN FREKUENSI













Gambar 1-10C. - Frekuensi efek pada Waveguide. MENURUN FREKUENSI








Jika frekuensi sinyal berkurang begitu banyak bahwa dua seperempat panjang gelombang lebih panjang daripada lebar dimensi dari sebuah Waveguide, energi tidak akan lagi melewati Waveguide. Ini adalah batas frekuensi rendah, atau Cut-OFF FREKUENSI, dari suatu Waveguide. Dalam aplikasi praktis, dimensi lebar dari biasanya 0,7 Waveguide panjang gelombang pada frekuensi operasi. Hal ini memungkinkan Waveguide untuk menangani berbagai kecil frekuensi baik di atas dan di bawah frekuensi operasi. The "b" dimensi diatur oleh potensi kerusakan dielektrik, yang biasanya udara. Dimensi berkisar 0,2-0,5 panjang gelombang yang umum untuk "b" sisi dari sebuah Waveguide.
 
Continue reading }}

Sejarah dan Perkembangan Telekomunikasi GSM & CDMA

Lagi semangat pengen posting2 lagi, kali ini materi yang diangkat adalah materi kuliah ane di Ekstensi S1 ISTN Jurusan Elektro/Telekomunikasi. Temanya berjudul Sejarah dan Perkembangan Telekomunikasi GSM & CDMA.

Sejarah dan Perkembangan Telekomunikasi GSM                        



Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak digunakan pada awal tahun 1980-an, diantaranya sistem C-NET yang dikembangkan di Jerman dan Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000 yang dikembangkan di Prancis, sistem NMT yang dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Erricson, serta sistem TACS yang beroperasi di Inggris. Namun teknologinya yang masih analog membuat sistem yang digunakan bersifat regional sehingga sistem antara negara satu dengan yang lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja (tidak bisa melakukan roaming antar negara).
Teknologi analog yang berkembang, semakin tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat Eropa yang semakin dinamis, maka untuk mengatasi keterbatasannya, negara-negara Eropa membentuk sebuah organisasi pada tahun 1982 yang bertujuan untuk menentukan standar-standar komunikasi selular yang dapat digunakan di semua Negara Eropa. Organisasi ini dinamakan Group Special Mobile (GSM). Organisasi ini memelopori munculnya teknologi digital selular yang kemudian dikenal dengan nama Global System for Mobile Communication atau GSM.
GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute). Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992, standar type approval untuk handphone disepakati dengan mempertimbangkan dan memasukkan puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM. Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di kurangi. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia. Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular analog yang bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi selular membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa, Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5 triliun pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.


Arsitektur Jaringan GSM
MSC ekstern HandOver: Pemindahan hubungan antar BTS dari MSC yang berbedaSecara umum, network element dalam arsitektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi:
  1. Mobile Station ( MS )
  2. Base Station Sub-system ( BSS )
  3. Network Sub-system ( NSS ),
  4. Operation and Support System ( OSS )
Secara bersama-sama, keseluruhan network element di atas akan membentuk sebuah PLMN (Public Land Mobile Network).
Mobile Station atau MS merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan. Terdiri atas:
Mobile Equipment ( ME )  atau hanset, merupakan perangkat GSM yang berada di sisi pengguna atau pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirim dan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya.
Subscriber Identity Module ( SIM )  atau SIM Card, merupakan kartu yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi pelayanan. ME tidak akan dapat digunakan tanpa SIM didalamnya, kecuali untuk panggilan darurat. Data yang disimpan dalam SIM secara umum, adalah:
IMMSI (International Mobile Subscriber Identity), merupakan penomoran pelanggan.
MSISDN (Mobile Subscriber ISDN), nomor yang merupakan nomor panggil pelanggan.
Base Station System atau BSS, terdiri atas: BTS  Base Transceiver Station, perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS dan berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal. BSC Base Station Controller, perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang berada di bawahnya dan sebagai penghubung BTS dan MSC.

Network Sub System atau NSS, terdiri atas:
Mobile Switching Center atau MSC, merupakan sebuah network element Central dalam sebuah jaringan GSM. MSC sebagai inti dari jaringan seluler, dimana MSC berperan untuk interkoneksi hubungan pembicaraan, baik antar selular maupun dengan jaringan kabel PSTN, ataupun dengan jaringan data.
Home Location Register atau HLR, yang berfungsi sebagai sebuah database untuk menyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan agar tersimpan secara permanen.
Visitor Location Register atau VLR, yang berfungsi untuk menyimpan data dan informasi pelanggan.
Authentication Center atau AUC, yang diperlukan untuk menyimpan semua data yang dibutuhkan untuk memeriksa keabsahaan pelanggan. Sehingga pembicaraan pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan.
Equipment Identity Registration atau EIR, yang memuat data-data pelanggan.
Operation and Support System atau OSS, merupakan sub sistem jaringan GSM yang berfungsi sebagai pusat pengendalian, diantaranya fault management, configuration management, performance management, dan inventory management.

Frekuensi pada 3 Operator Terbesar di Indonesia
  1. Indosat : 890 – 900 Mhz (10 Mhz)
  2. Telkomsel : 900 – 907,5 Mhz (7,5 Mhz)
  3. Excelcomindo : 907,5 – 915 Mhz (,5 Mhz)

Keunggulan GSM sebagai Teknologi Generasi Kedua (2G)

GSM, sebagai sistem telekomunikasi selular digital memiliki keunggulan yang jauh lebih banyak dibanding sistem analog, di antaranya:
1.      Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunakan teknologi digital dimana penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu pengguna saja. Sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh pengguna lain.
2.       Sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan international roaming
3.       Dengan teknologi digital, tidak hanya mengantarkan suara, tapi memungkinkan servis lain seperti teks, gambar, dan video.
4.       Keamanan sistem yang lebih baik
5.       Kualitas suara lebih jernih dan peka.
Bagaimanapun, keunggulan GSM yang beragam pantas saja membuatnya menjadi sistem telekomunikasi selular terbesar penggunanya di seluruh dunia.
GSM 1800: Frekuensi Besar, Jangkauan Sempit
Teknologi ponsel terus berkembang dari waktu ke waktu. Akan tetapi, bukan berarti yang terbaru adalah yang terhebat. Setiap jenis ada kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Teknologi telepon selular di Indonesia saat ini telah berkembang begitu pesatnya. Jangan heran kalau minat konsumen pun makin meningkat. Ujung-ujungnya pengguna telepon selular pada tahun ini diduga akan bertambah dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu.
Jenis telepon selular yang pertama kali masuk di Indonesia adalah jenis NMT (nordic mobile telephone). Jenis selular ini menggunakan frekuensi 450 mHz, tetapi khusus di Indonesia digunakan frekuensi 470 mHz. Daerah jangkauan NMT dapat mencapai 60 kilometer, sehingga memungkinkan NMT digunakan di daerah-daerah terpencil yang jauh dari pusat kota. Namun jenis selular pertama ini mempunyai kekurangan, yaitu bentuknya yang relatif besar sehingga membuat NMT kurang efektif dan efisien untuk dibawa bepergian.
Menyusul berkembangnya teknologi NMT, muncul pula teknologi baru selular yaitu AMPS (advance mobile phone system). Sistem AMPS menggunakan frekuensi 800 mHz dan daya jangkaunya sekitar 1,5 km sampai 2 km. Karena bentuknya yang ringan dan dapat dibawa dengan mudah, maka teknologi AMPS menjadi pilihan baru dalam berkomunikasi. Bahkan teknologi yang berasal dari Amerika Serikat ini pernah menjadi primadona dunia informasi dunia pada 1980-an sampai menjelang 1990-an.
Setelah berkembangnya AMPS, muncul pula sebuah teknologi selular digital CDMA (code division multiple access). CDMA adalah teknologi yang dikembangkan oleh militer Amerika Serikat pada 1989 dan mulai dioperasikan pada 1995. Teknologi CDMA dapat menggunakan frekuensi yang selama ini dipakai oleh AMPS yaitu 800 mHz. Cuma, CDMA juga dapat memakai frekuensi 1.700 mHz. Karena menggunakan teknologi yang sama, maka sistem AMPS yang analog akan dapat dengan sederhana bermigrasi ke sistem CDMA yang digital.
Pada saat yang hampir bersamaan dengan munculnya CDMA, teknologi GSM (global system for mobile communication) diperkenalkan. Dengan digunakannya sistem GSM yang digital, teknologi NMT atau AMPS yang analog praktis tidak dapat digunakan. Bagi para pengguna kedua sistem itu, hal ini sangat merugikan karena mereka telanjur memakai ponsel lama yang harganya relatif mahal. Hal ini menyebabkan banyak dari mereka enggan berpindah ke teknologi GSM. Namun setelah para operator GSM terlihat sangat serius dengan bisnisnya, maka mereka berlomba-lomba mencicipi teknologi baru tersebut. Hasilnya, saat ini sistem GSM-lah yang paling banyak digunakan di Indonesia untuk masalah ponsel.
Teknologi GSM yang kita pakai saat ini menggunakan frekuensi 900 mHz dengan daya jangkau 1,5 km sampai 2 km saja. Akan tetapi, daya jangkau itu dapat diperluas dengan menggunakan antena payung yang tinggi (umbrella). Dengan penggunaan antena payung, jarak jangkau GSM dapat mencapai 35 km.
Sebenarnya, ditinggalkannya sistem NMT dan AMPS bukan karena keduanya tidak dapat digunakan lagi, tetapi lebih karena kedua sistem itu sudah ketinggalan zaman–terutama NMT yang memang kurang nyaman untuk dibawa ke mana-mana. NMT dan AMPS di satu pihak masih mentransmisikan suara dengan cara analog, sedangkan CDMA dan GSM di pihak lain menggunakan teknologi digital yang menghasilkan kualitas suara yang jauh lebih baik. Oleh karena itu, AMPS dan NMT sering disebut sebagai selular generasi pertama, sedangkan GSM dan CDMA disebut sebagai selular generasi kedua.
Banyak pihak yang membandingkan GSM dengan CDMA dari segi kualitas dan teknis. Dari segi teknis memang CDMA lebih baik. Misalnya, GSM yang menggunakan teknologi TDMA (time division multiple access) hanya dapat mengacak suara yang dipancarkan. Adapun CDMA selain mengacak suara, juga dapat mentransmisikan suara dalam kode-kode sehingga sama sekali tidak bisa disadap.
Setelah era GSM 900 mHz muncul lagi sebuah teknologi baru dalam dunia telepon selular yaitu PCS/PCN. Sistem PCS/PCN (personal communication system/network) atau yang lebih dikenal dengan nama GSM 1800, sebenarnya bukanlah teknologi baru. Pada dasarnya sistem ini sama dengan GSM, hanya frekuensi yang digunakan lebih tinggi yaitu 1.800/1.900 mHz. Berbeda dengan GSM yang memakai frekuensi 900 mHz, PCN merupakan nama yang diberikan oleh kalangan operator Eropa yang menggunakan frekuensi 1.800 mHz atau biasa disebut DCS (digital cellular system). Sementara itu PCS digunakan di Amerika, dengan frekuensi 1.900 mHz. Di lain pihak, PHS merupakan standar Jepang yang sudah tersebar ke berbagai negara di dunia. Mutu pelayanan PCN disinyalir lebih baik dari mutu GSM karena menggunakan pita berfrekuensi lebih tinggi. Apalagi PCS yang dikembangkan dari teknologi CDMA lebih baik kualitas dan kapasitasnya daripada GSM.
Akan tetapi, mutu lebih baik yang ditawarkan PCS tidak sebanding dengan daya jangkaunya yang relatif sempit. Menurut penelitian, daya jangkau teknologi PCS hanya mencapai 200 meter hingga 8 kilometer. Bahkan sistem PHS mempunyai daya jangkau lebih sempit, yaitu hanya berkisar pada radius 200 sampai 500 meter saja. Untuk menanggulangi kekurangan itu perlu dibuat jaringan BTS yang lebih banyak dan rapat sehingga drop call atau blank spot yang disebabkan oleh jarak jangkau PCS yang sempit dapat tertutupi.
Dengan demikian, proses migrasi dari sistem GSM ke PCN hanya merupakan sebuah perubahan frekuensi, sedangkan sistemnya tidak berubah. Hal ini berbeda ketika sistem NMT dan AMPS yang analog diganti dengan sistem GSM yang digital. NMT dan AMPS memang tidak mempunyai sambungan ke teknologi digital GSM sehingga kedua teknologi itu tidak dapat digunakan. Adapun teknologi GSM dapat dikatakan masih merupakan satu teknologi dengan PCS atau GSM 1.800. Yang membedakan keduanya adalah dalam penggunaan frekuensi. Hal ini memungkinkan kartu SIM (subscriber identification module) GSM 900 juga dapat digunakan pada pesawat PCN. Bahkan saat ini telah tersedia jenis-jenis ponsel yang dapat digunakan pada kedua frekuensi tersebut. Jadi, jika Anda pengguna GSM 900, jangan terlalu khawatir dengan munculnya teknologi baru ini.


Perkembangan TI dalam bidang Telekomunikasi
Dengan adanya konvergensi TI dengan teknologi telekomunikasi, membuat teknologi telah menjadi segalanya bagi manusia, Teknologi komunikasi khususnya selular telah berkembang pesat di Indonesia, hal ini dimungkinkan dengan penetrasi pasar yang besar terhadap kebutuhan telekomunikasi khususnya yang sifatnya mobile, saat ini menurut statistic pengguna selular di Indonesia telah mencapai angka sekitar 8 juta dengan. Masyarakat Indonesia secara tidak langsung telah menggunakan teknologi informasi khussunya dibidang komunikasi. Mobilitas dan trend mungkin yang menjadi factor utama dari suksesnya teknologi ini, mobilitas merupakan keunggulan utama teknologi seluler dibandingkan dengan telpon tetap. Setiap pelanggan dapat mengakses dimana saja., kapan pun ia berada, Komunikasi suara, dewasa ini, tidak lagi hanya mengandalkan jaringan kabel yang besifat tetap (fixed line), selain itu juga komunikasi tidak hanya suara namun juga data dan gambar yang berujung pada multimedia. Saat ini kita mengenal berbagai jenis perangkat komunikasi, seperti perangkat komunikasi tetap (fixed phone), komunikasi bergerak terbatas (fixed mobile phone) dan komunikasi bergerak selular (cellular mobile phone).


Sejarah Teknologi mobile
Di Indonesia, liberalisasi bisnis seluler dimulai sejak tahun 1995, saat pemerintah mulai membuka kesempatan kepada swasta untuk berbisnis telepon seluler dengan cara kompetisi penuh. Bisa diperhatikan, bagaimana ketika teknologi GSM (global system for mobile) dating dan menggantikan teknologi seluler generasi pertama yang sudah masuk sebelumnya ke Indonesia seperti NMT (nordic mobile telephone) dan AMPS (advance mobile phone system). Ketika di tahun 1980-an, teknologi Global System for Mobile Communication (GSM) datang ke Indonesia, maka para operator pemakai teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System) menghilang. Lalu, muncul Satelindo sebagai pemenang, yang kemudian disusul oleh Telkomsel. Dan pada akhirnya teknologi GSM lebih unggul dan perkembang bak jamur di musin hujan, ini dikarenakan kapasitas jaringan lebih tinggi, karena efisiensi di spektrum frekuensi dari pada teknologi NMT dan AMPS. Sekarang, dalam kurun waktu hampir satu dekade, teknologi GSM telah menguasai pasar dengan jumlah pelanggan lebih dari jumlah pelanggan telepon tetap. Di Indonesia, liberalisasi bisnis seluler dimulai sejak tahun 1995, saat pemerintah mulai membuka kesempatan kepada swasta untuk berbisnis telepon seluler dengan cara kompetisi penuh. Bisa diperhatikan, bagaimana ketika teknologi GSM (global system for mobile) dating dan menggantikan teknologi seluler generasi pertama yang sudah masuk sebelumnya ke Indonesia seperti NMT (nordic mobile telephone) dan AMPS (advance mobile phone system). Ketika di tahun 1980-an, teknologi Global System for Mobile Communication (GSM) datang ke Indonesia, maka para operator pemakai teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System) menghilang. Lalu, muncul Satelindo sebagai pemenang, yang kemudian disusul oleh Telkomsel. Dan pada akhirnya teknologi GSM lebih unggul dan perkembang bak jamur di musin hujan, ini dikarenakan kapasitas jaringan lebih tinggi, karena efisiensi di spektrum frekuensi dari pada teknologi NMT dan AMPS. Sekarang, dalam kurun waktu hampir satu dekade, teknologi GSM telah menguasai pasar dengan jumlah pelanggan lebih dari jumlah pelanggan telepon tetap. amun, sampai saat ini telepon seluler masih merupakan barang mewah, tidak semua lapisan masyarakat bias menikmatinya. Tarifnya masih sangat tinggi dibandingkan dengan telepon tetap PSTN (public switched telephone network), baik untuk komunikasi lokal maupun SLJJ (sambungan langsung jarak jauh), ada yang mencapai Rp 4.500 per menit flat rate untuk komunikasi SLJJ. Sedangkan teknologi CDMA pengenalan CDMA sudah dimulai sejak tiga tahun lalu ketika Komselindo memperkenalkan CDMA-One. Hanya saja dengan berbagai alasan pengembangannya kurang sukses. Saat ini, PT Telkom kembali memperkenalkan CDMA, tapi tidak lewat jalur "bisnis selular" langsung, melainkan menggunakan CDMA untuk fix phone dengan produk dagang bernama Telkomflexi. Saat ini dengan TelkomFlexi, PT. Telkom menawarkan teknologi yang lebih baik dari teknologi GSM sebelumnya dan dengan harga yang lebih murah. Sebenarnya kenapa tarif yang ditawarkan oleh teknologi ini lebih murah karena Telkomflexi berbasis pada teknologi Wirelless Local-Code Division Multiple Access (WLL-CDMA) tidak saja karena fleksibilitas sebuah fix phone, tapi yang paling utama adalah struktur tarif yang katanya jauh lebih murah karena tidak dibebankan biaya airtimenya.

Aplikasi teknologi
Ada beberapa teknologi tanpa kabel untuk teknologi selular ini, diantaranya adalah

CDMA (Code Division Multiple Access)
Menggunakan teknologi spread-spectrum untuk mengedarkan sinyal informasi yang melalui bandwith yang lebar (1,25 MHz). Teknologi ini asalnya dibuat untuk kepentingan militer, menggunakan kode digital yang unik, lebih baik daripada channel atau frekuensi RF

AMPS (Advanced Mobil Phone Service)  
Merupakan teknologi analog yang menggunakan FDMA (Frequency Division Multiple Access) untuk membagi-bagi bandwith radio yang tersedia ke pada sejumlah channel diskrit yang tetap. Dengan AMPS, bandwith 1,25 MHz yang diberikan untuk penggunaan selular dibagi menjadi channel dengan lebar 30 KHz, masing-masing hanya dapat melayani satu subscriber pada satu waktu. Satu subscriber mengakses sebuah channel maka tidak satupun subscriber lainnya dapat mengakses channel tersebut sampai panggilan pertama itu berhenti atau handed-off ke base station lainnya.

TDMA (Time Division Multiple Data) 
Merupakan sebuah teknologi digital, sama halnya yaitu dengan membagi-bagi spektrum yang tersedia kepada sejumlah channel diskrit yang tetap, meskipun masing-masing channel merepresentasikan time slot yang tetap daripada band frekunesi yang tetap. Sebagai contoh yang mengimplementasikan teknologi TDMA adalah GSM, yang membagi carriers berlebar 2300 KHz menjadi delapan time-division channel. GSM (global sistem for mobile) adalah teknologi yang berbasis TDMA

UMTS (Universal Mobile Telecomunication Access) 
Merupakan salah sistem generasi ketiga yang dikembangkan di Eropa. dirancang sehingga dapat menyediakan bandwith sebesar 2 Mbits/s. Layanan yang dapat diberikan UMTS diupayakan dapat memenuhi permintaan pemakai dimanapun berada, artinya UMTS diharapkan dapat melayani area yang seluas mungkin, jika tidak ada cell UMTS pada suatu daerah dapat di route-kan melalui satelit. Frekeunsi radio yang dialokasikan untuk UMTS adalah 1885-2025 MHz dan 2110-2200 MHz. Pita tersebut akan digunakan oleh cell yang kecil (pico cell) sehingga dapat memberikan kapasitas yang besar pada UMTS.

Teknologi Flexy ?
Saat ini teknologi CDMA sedang hangat dibicarakan, khususnya dengan masuknya PT. TELKOM dengan produk TelkomFlexi-nya, Lalu pertanyaan mendasar kenapa teknologi ini lebih murah dari teknoogi GSM sebelumnya. Dari aspek teknologi baik GSM maupun CDMA merupakan standar teknologi seluler digital, hanya bedanya GSM dikembangkan oleh Negara-negara eropa dan bersifat ‘open source’, sedangkan CDMA dari kubu Amerika dan Jepang. Yang perlu diperhatikan bahwa teknologi GSM dan CDMA berasal dari jalur yang berbeda, sehingga perkembangan ke generasi 2,5G dan 3G berikutnya akan berbeda terus. Teknologi CDMA didesain tidak peka terhadap interfensi, dan sejumlah pelanggan dalam satu sel dapat mengakses pita spectrum frekuensi secara bersama karena mempergunakan teknik pengkodean tertentu. Ponsel CDMA ada dua jenis tanpa kartu sehingga nomer panggilnya harus deprogram oleh petugas operatoryang bersangkutan, dan satu lagi ponsel CDMA yang dilengkapi dengan RUIM (Removal User Identification Module) atau dalam istilah GSM dikenal dengan SIM Card. Ada sejumlah kelebihan yang ditawarkan CDMA. misalnya, komunikasi selular tidak lagi rawan radiasi, tidak lagi seperti suara robot, tidak terputus-putus. sistem CDMA dinilai lebih advance dibanding sistem selular digital yang sudah ada FSN mampu memberikan suara alami yang lebih sempurna dibandingkan dengan sistem selular digital yang sudah ada. serta power output yang sangat rendah yakni 0,2 watt (bandingkan dengan system GSM) yang menggunakan 1,5 - 3 watt, menjadikan batere sistem CDMA lebih tahan lama. Intinya beban biaya pada Telkomflexi bisa lebih murah karena customer tidak dibebankan biaya airtime yang selama ini menjerat pengguna GSM.






Biaya relatif hemat karena penghitungannya dilakukan secara real time yakni pulsa dihitung per detik, tanpa pembulatan seperti halnya penghitungan pulsa GSM yang selama ini berlaku. Namu ada juga teknologi CDMA yang perhitungan tarifnya sama bahkan lebih dari GSM namun juga kemampuan baik dari sisi content dan transfer data multimedia lebih unggul (fren dari mobile8).


Feature teknologi CDMA

Teknologi CDMA didesain tidak peka terhadap interferensi. Di samping itu, sejumlah pelanggan dalam satu sel dapat mengakses pita spektrum frekuensi secara bersamaan karena mempergunakan teknik pengkodean yang tidak bisa dilakukan pada teknologi GSM. Kapasitas yang lebih tinggi untuk mengatasi lebih banyak panggilan yang simultan per channel dibanding sistem yang ada. Sistem CDMA menawarkan peningkatan kapasitas melebihi system AMPS analog sebaik teknologi selular digital lainnya. CDMA menghasilkan sebuah skema spreadspectrum yang secara acak menyediakan bandwith 1.250 KHz yang tersedia untuk masingmasing pemanggil 9600 bps bit rate. Meningkatkan call security.

Keamanan menjadi sifat dari pendekatan spread spectrum CDMA, dan kenytaannya teknologi ini pertama dibangun untuk menyediakan komunikasi yang aman bagi militer. Mereduksi derau dan interferensi lainnya. CDMA menaikkan rasio signal-to-noise, karena lebarnya bandwith yang tersedia untuk pesan. Efisinsi daya dengan cara memperpanjang daya hidup baterai telepon Salah satu karakteristik CDMAadalah kontrol power sebuah usaha untuk memperbesar kapasitas panggilan dengan memepertahankan kekonstanan level daya yang diterima dari pemanggil bergerak pada base station. Fasilitas kordinasi seluruh frekuensi melalui base-station base station. Sistem CDMA menyediakan soft hand-off dari satu base-station ke lainnya sebagai sebuah roaming telepon bergrak dari sel ke sel,melakukan soft handoff mengingat semua sistim menggunakanfrekuensi yang sama. Fungsi spread-spectrum dan power-control yang memperbesar kapasitas panggil CDMA mengakibatkan bandwith yang cukup untuk bermacam-macam layanan data multimedia, dan skema soft hand-off menjamin tidak hilangnya data.

1. Meningkatkan kualitas suara

2. Memperbaiki karakteristik cakupan yang dapat menurunkan jumlah sel.

3. Meningkatkan privacy dan security.

4. Menyederhanakan perencanaan sistim

5. Memerlukan daya pancar yang lebih rendah, sehingga waktu bicara ponseldapat lebih lama.

6. Mengurangi interferensi pada sistim lain

7. Lebih tahan terhadap multipath.

8. Dapat dioperasikan bersamaan dengan teknologi lain (misal AMPS).


Teknologi masa depan CDMA

Wideband CDMA dan Broadband CDMA sebagai WLL (Wireless Local Loap) sengai teknologi andalan masa depan dari CDMA, didesain untuk menyediakan layanan fixed dan mobiile yang dikoneksikan dengan PSTN dari layanan POTS (Plain Old Telephone Service) ke features features selanjutnya seperti ISDN dan bandwidth on demand. Service-service akan termasuk voice, high speed fax, data dan multimedia, termasuk juga video. Teknologi ini memungkinkan aplikasi ISDN ke desktop fixed wiireless dan mobile wireless. Keuntungan utama dari solusi Broadband CDMA adalah flexibilitas. Sistem CDMA menyediakan untuk aplikasi komunikasi pada skala besar dan kecil dengan cost efektif yang diperhitungkan. Untuk bisnis selanjutnya dapat menyediakan service voice dan ISDN data, seperti fax, email dan high speed internet access. Ketika sistem Broadband CDMA dapat ditambah dengan mudah dan cepat ke jaringan existing tanpa delay dan gangguan daripada instalasi kabel telepon. Koneksi ke jaringan LAN untuk email dan sharing resources sperti printer dan mesin fax dapat dikonfigurasi dengan mudah.



Perbedaan mendasar teknologi GSM dan CDMA

Perbedaan mendasar dari teknologi CDMA adalah sistem modulasinya. Modulasi CDMA merupakan kombinasi FDMA (Frekuensi Division Multiple Access) dan TDMA (Time Division Multiple Access). Pada teknologi FDMA, 1 kanal frekuensi melayani 1 sirkuit pada satu waktu, sedangkan pada TDMA, 1 kanal frekuensi dipakai oleh beberapa pengguna dengan cara slot waktu yang berbeda. Pada CDMA beberapa pengguna bisa dilayani pada waktu bersamaan dan frekuensi yang sama, dimana pembedaan satu dengan lainnya ada pada sistem coding-nya, sehingga penggunaan spektrum frekuensinya teknologi CDMA sangat efisien. Kelebihan yang ditawarkan CDMA antara lain kualitas suara dan data, harga atau tarif yang lebih murah, investasi yang lebih kecil, dan keamanan dalam berkomunikasi (tidak mudah

disadap). Teknologi GSM dengan GPRS nya akan terlibas dengan content pada CDMA karena keterbatasan akan lebar data dan aplikasi multimedia pada teknologi GSM. Kelebihan teknologi berbasis GSM diindonesia adalah coverage yanga luas dan roaming jelajah yang sangat luas baik dalam negeri bahkan seluruh dunia, sedangkan CDMA dengan telkomflexi masih sangat terbatas.



CDMA menggantikan dominasi GSM ?

Dalam serbuan iklan dan janji yang diberikan oleh Telkomflexi membuat Pihak operator selular khawatir ketar ketir, lalu membuat masyarakat penasaran dengan adanya promosi bahwa Telkomflexi berbasis teknologi Wireless Local Loap-Code Division Multiple Access (WLL-CDMA) tidak saja karena fleksibilitas sebuah fix phone, tapi yang paling utama adalah struktur tariff yang katanya jauh lebih murah. Jika selama ini pemakai ponsel GSM biasanya harus membayar biaya percakapan lokal dengan

dasar tarif airtime plus pulsa sebesar Rp. 425/menit untuk kartu pasca-bayar dan kurang lebih Rp. 1.000/ menit untuk kartu pra-bayar, maka jika mempergunakan ponsel dengan basis CDMA hanya ditarik biaya tarif telepon rumah yang bersifat lokal. Hanya saja, dalam masalah tarif ini banyak orang terjebak oleh pemahaman bahwa "karena teknologi CDMA-nya" tarif telepon bisa jadi tarif lokal dan murah. Padahal, apakah berteknologi CDMA atau GSM, tarif tidak punya hubungan langsung karena masalah tarif merupakan produk dari sebuah regulasi, baik yang dibuat pemerintah atau operator. Para operator selular (GSM) boleh saja ketar-ketir dan mencurigai kehadiran Telkomflexi sebagai ancaman serius. Namun jika kita tinjau struktur tarif para operator selular seperti pembebasan biaya incoming roaming, flate-rate, zona extra luas dan tarif single POC sebenarnya telah menggerogoti porsi PT Telkom. Struktur tersebut merupakan senjata pamungkas bagi para operator selular untuk tetap mempertahankan diri dari ancaman kehadiran Telkomflexi. Lagi pula para pemegang lisensi CDMA fixed wireless seperti PT Telkom dan PT Indosat adalah pemegang saham mayoritas di operator GSM, sehingga tampaknya keduanya tidak ingin mematikan mesin uangnya sendiri sebagai operator selular.


Continue reading }}