Minggu, 27 November 2011

Touring part 1: Menjelajah kesegaran puncak Bogor

Sabtu 26 2011 kemarin kami yang terdiri dari 6 laki-laki bang Taufan, Arif Aulya R, Haviz, Irfan, Welly, saya sendiri dan 2 orang perempuan: Lita dan Thety memulai touring pertama kami. Kali ini kami memilih wisata Puncak Bogor.


Malam minggu start dari kantor (Gd.Multimedia, Jl Kebon sirih) kami berkumpul dan mulai jalan sekitar pukul 22.00 WIB. Pada hari itu cuaca sangat cerah. Setelah berdoa kamipun berangkat. Rute yang kami lewati setelah dari jalan kebon sirih menuju arah Jatinegara, kemudian Cililitan baru masuk jalan Raya Bogor. Kecepatan awal masih rata2 60 KM/Jam karena jalanan masih cukup ramai. Memasuki Tajur kamipun langsung tanjap gas sambil berhati2. Maklum malam minggu jalur puncak sangat ramai sehingga kami harus mengambil jalur celah2 diantara mobil2. Setelah memasuki kota bogor kami istirahat sejenak sambil mengisi tangki bensin, belanja di Alfa*** dan makan malam. Setelah istirahat kurang lebih 30 menitt kami lanjutkan perjalanan.


Tidak kurang dari 20 menit akhirnya kami tiba di puncak pada pukul 02.00 WIB dan kami menuju Masjid At Taawun untuk beristirahat malam setelah menempuh jarak kurang lebih 85 KM waktu tempuh kurang lebih 3 Jam perjalanan. Udara yang sangat dingin kami mengambil momen untuk berfoto2 baru kemudian istirahat malam.

















Setelah sholat subuh berjamaah kami berfoto2 menikmati sunrise dan udara yang sangat dingin disana sebelum melanjutkan perjalanan.








Berikutnya kami menuju Telaga Warna yang terletak tidak jauh dari masjid At Taawun. Sesampainya disana loket pembelian tiket masuk belum buka karena masih jam 06.00 WIB tapi kami memaksa untuk masuk. Didalam sana ternyata banyak sekali monyet2 yang berkeliaran dan ternyata Telaga Warna yang dimaksud itu hanya berwarna biasa saja (coklat).


Setelah puas mengambil beberapa gambar di Telaga Warna selanjutnya kami mendaki ke kebun teh yang ada di sekitar Telaga Warna. Kebun Teh yang sangat indah seperti karpet permadani hijau sehingga membuat kami berlama2 untuk berfoto bersama.

 Jam 08.00 WIB perut sudah terasa lapar itu artinya kam harus segera mencari tempat makan. Kami kembali turun dan akhirnya berhenti di sebuah warung makan untuk sarapan pagi. Menu yang sederhana tapi disuguhkan pemandangan kebun teh yang menawan. Sehabis makan kami melanjutkan perjalan menuju Obyek Wisata Ramayana. Biaya masuk untuk hari libur hanya dikenakan Rp. 15.000 saja sudah termasuk 3 obyek wisata yang gratis. Sesampai disana kami mencari tempat untuk tidur terlebih dahulu.


Setelah sholat Dzuhur kami menuju wahana perahu karet kemudian sepeda boat. Kurang lebih 3 jam kami menikmati wisata Ramayana dan akhirnya pkl 15.30 kamipun bersiap-siap unutk kembali ke jakarta.


Di tengah-tengah perjalanan menuju jakarta hujan deras pun mengguyur kami dengan berhati-hati kami meluncur ke ibukota bersama rombongan HVC (Hoda Vario Club). Sesampai dijakarta hujanpun reda dan kami tiba dengan selamat di Jalan Kebon Sirih Pkl 18.30 WIB.
Selanjutnya kami berencana untuk melanjutkan touring kembali diwaktu-waktu mendatang.
Demikian cerita perjalanan touring 1.
Continue reading }}

Selasa, 22 November 2011

Waveguide, Teori 1 dan 2

Kali ini ane pengen sharing materi kuliah ane untuk mata kuliah Gelombang Mikro. Mata kuliah ini disampaikan dikelas ane pada hari Selasa, 22 November 2011 Jam 19.00 WIB di kampus ISTN CIKINI, JakPus.

 Nah berikut santapan ilmunya:


Teori Waveguide 1 
Dua-kawat Jalur transmisi yang digunakan dalam rangkaian konvensional tidak efisien untuk mentransfer energi elektromagnetik pada frekuensi gelombang mikro. Pada frekuensi ini, energi kabur oleh radiasi karena ladang tidak terbatas ke segala arah, seperti digambarkan pada Gambar 1-1. Garis coaxial lebih efisien dari dua baris kawat untuk mentransfer energi elektromagnetik karena ladang benar-benar dibatasi oleh konduktor, seperti digambarkan pada Gambar 1-2.


 

Gambar 1-1. - Fields terbatas hanya dalam dua arah.












Gambar 1-2. - Fields terkurung di segala penjuru.




Waveguides adalah cara yang paling efisien untuk mentransfer energi elektromagnetik. Dasarnya koaksial WAVEGUIDES baris tanpa pusat konduktor. Mereka dibangun dari bahan konduktif dan bisa persegi panjang, lingkaran, atau elips dalam bentuk, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1-3.








Gambar 1-3. - Waveguide bentuk.







Waveguide Keuntungan
Waveguides memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan dua kawat dan jalur transmisi koaksial. Sebagai contoh, area permukaan besar akan sangat mengurangi waveguides TEMBAGA (I 2 R) KERUGIAN. Dua jalur transmisi kawat tembaga memiliki kerugian besar karena mereka memiliki luas permukaan yang relatif kecil. Luas permukaan konduktor luar dari kabel koaksial besar, tapi luas permukaan konduktor dalam relatif kecil. Pada frekuensi microwave, arus-daerah membawa konduktor dalam terbatas pada lapisan yang sangat kecil pada permukaan konduktor oleh suatu tindakan yang disebut EFEK KULIT.
Efek kulit cenderung meningkatkan resistansi efektif konduktor. Meskipun perpindahan energi dalam kabel koaksial disebabkan oleh gerakan medan elektromagnetik, besarnya bidang dibatasi oleh ukuran daerah membawa arus dari konduktor dalam. Ukuran kecil konduktor pusat bahkan lebih jauh dikurangi dengan efek kulit dan energi transmisi dengan kabel koaksial menjadi kurang efisien daripada oleh waveguides. KERUGIAN dielektrik juga lebih rendah daripada di waveguides dua kawat dan jalur transmisi koaksial. Dielektrik kerugian dalam dua-baris koaksial kawat dan disebabkan oleh pemanasan insulasi antara konduktor. Isolasi dielektrik berperilaku sebagai sebuah kapasitor yang dibentuk oleh dua kawat dari saluran transmisi. Tegangan potensial di dua kawat penyebab pemanasan dielektrik dan menghasilkan daya yang hilang. Dalam aplikasi praktis, yang sebenarnya rincian insulasi antara konduktor dari saluran transmisi lebih sering masalah daripada adalah kerugian dielektrik.
Breakdown ini biasanya disebabkan oleh tegangan stasioner paku atau "node" yang disebabkan oleh gelombang berdiri. Berdiri gelombang stasioner dan terjadi ketika bagian dari energi yang merambat di dalam garis tercermin oleh ketidaksesuaian impedansi dengan beban. Potensi tegangan gelombang yang berdiri pada titik-titik besar terbesar bisa menjadi cukup besar untuk memecah isolasi antara saluran transmisi konduktor.

Dielektrik dalam waveguides adalah udara, yang memiliki jauh lebih rendah daripada konvensional kehilangan dielektrik bahan isolasi. Namun, waveguides juga tunduk pada dielektrik kerusakan yang disebabkan oleh gelombang berdiri. Berdiri gelombang waveguides lengkung yang menyebabkan menurunkan efisiensi perpindahan energi dan dapat sangat merusak Waveguide. Juga karena medan elektromagnetik benar-benar terkandung dalam Waveguide, disimpan kerugian radiasi sangat rendah.
Kemampuan penanganan Power-keuntungan lain waveguides. Waveguides dapat menangani lebih banyak kekuatan daripada garis koaksial dengan ukuran yang sama karena daya kemampuan penanganan secara langsung berkaitan dengan jarak antara konduktor. Gambar 1-4 menggambarkan jarak antara konduktor yang lebih besar dalam Waveguide.





Gambar 1-4. - Perbandingan antara jarak pada kabel koaksial dan Waveguide melingkar.






Dalam pandangan keuntungan waveguides, Anda akan berpikir bahwa seharusnya waveguides satu-satunya jenis jalur transmisi yang digunakan. Namun, waveguides memiliki beberapa kekurangan yang membuat mereka praktis untuk digunakan hanya pada frekuensi gelombang mikro.

Waveguide Kekurangan
Ukuran fisik adalah utama frekuensi rendah pembatasan waveguides. Lebar dari suatu Waveguide harus kira-kira setengah panjang gelombang pada gelombang frekuensi yang akan diangkut. Sebagai contoh, sebuah Waveguide untuk digunakan pada 1 megahertz akan menjadi sekitar 500 meter lebar. Hal ini membuat penggunaan waveguides pada frekuensi di bawah 1000 megahertz semakin praktis. Rentang frekuensi yang lebih rendah dari sistem apapun yang menggunakan waveguides dibatasi oleh dimensi fisik waveguides. 
Waveguides sulit untuk menginstal karena mereka kaku, berbentuk pipa cekung. Khusus kopling pada sendi yang diperlukan untuk menjamin pengoperasian yang semestinya. Juga, bagian dalam permukaan waveguides sering dilapisi dengan perak atau emas untuk mengurangi efek kulit kerugian. Persyaratan ini meningkatkan biaya dan mengurangi kepraktisan dari pada setiap sistem Waveguide selain frekuensi gelombang mikro. 

Teori Waveguide 2 
Mengembangkan Waveguide dari Parallel Lines 
Anda dapat lebih memahami transisi dari Jalur transmisi biasa Waveguide konsep-konsep teori dengan mempertimbangkan perkembangan Waveguide dari dua kawat saluran transmisi. Gambar 1-5 menunjukkan bagian dari dua kawat saluran transmisi mendukung dua insulator. Di persimpangan dengan baris, maka isolator harus menunjukkan impedansi yang sangat tinggi untuk tanah untuk pengoperasian yang semestinya garis. Isolator impedansi rendah jelas akan mengalami hubungan arus pendek garis ke ground, dan ini adalah apa yang terjadi pada frekuensi sangat tinggi. Insulator biasa menampilkan karakteristik dielektrik dari suatu kapasitor yang dibentuk oleh kawat dan tanah. Ketika meningkat frekuensi, impedansi secara keseluruhan menurun. Yang lebih baik frekuensi tinggi insulator adalah gelombang seperempat bagian Jalur transmisi korsleting pada salah satu ujungnya. Semacam isolator ditunjukkan pada Gambar 1-6. Impedansi dari sebuah korsleting seperempat bagian gelombang sangat tinggi di akhir pertemuan terbuka dengan dua kawat saluran transmisi. Isolator jenis ini dikenal sebagai isolator logam dan dapat ditempatkan di manapun sepanjang dua jalur kabel. Perhatikan bahwa gelombang seperempat bagian yang insulator hanya pada satu frekuensi. Hal ini sangat membatasi bandwidth, efisiensi, dan penerapan dari jenis kawat dua baris.





Gambar 1-5. - Dua-kawat saluran transmisi menggunakan isolator biasa.









Gambar 1-6. - Quarter-bagian gelombang Jalur transmisi korsleting pada salah satu ujungnya.







Gambar 1-7 menunjukkan beberapa metalik insulator pada setiap sisi dari dua kawat saluran transmisi. Karena lebih banyak insulator ditambahkan, setiap bagian membuat kontak dengan berikutnya, dan Waveguide persegi panjang terbentuk. Garis-garis menjadi bagian dari dinding-dinding Waveguide, seperti digambarkan pada Gambar 1-8. Energi ini kemudian dilakukan dalam Waveguide hampa bukannya sepanjang dua kawat saluran transmisi.








Gambar 1-7. - Metalic insulator pada setiap sisi dari dua jalur kabel.












Gambar 1-8. - Membentuk Waveguide dengan menambahkan bagian seperempat-gelombang. 











Perbandingan cara kerja medan elektromagnetik pada saluran transmisi dan dalam Waveguide tidak tepat. Selama perubahan dari dua jalur kabel ke Waveguide, konfigurasi medan elektromagnetik juga mengalami banyak perubahan. Ini akan dibahas nanti dalam bab ini. Sebagai hasil dari perubahan ini, Waveguide tidak benar-benar beroperasi seperti dua jalur kabel yang benar-benar didorong oleh gelombang seperempat bagian. Jika tidak, penggunaan Waveguide akan terbatas pada satu panjang gelombang frekuensi yang empat kali panjang gelombang seperempat bagian. Bahkan, gelombang panjang ini tidak bisa lewat efisien melalui waveguides. Hanya sebagian kecil dari rentang frekuensi gelombang agak lebih pendek (frekuensi tinggi) bisa lulus efisien.

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1-9, dimensi terluas yang Waveguide disebut "suatu" dimensi dan menentukan jangkauan frekuensi operasi. Dimensi yang paling sempit menentukan kekuatan-kemampuan penanganan Waveguide dan disebut sebagai "b" dimensi.

 



Gambar 1-9. - Pelabelan Waveguide dimensi.




CATATAN: Metode pelabelan tidak waveguides standar dalam semua teks. Metode yang berbeda dapat digunakan dalam teks-teks lain pada prinsip-prinsip gelombang mikro, tetapi metode ini adalah sesuai dengan Standar Militer Angkatan Laut (MIL-STD).
Kemampuan Waveguide dimensi yang diberikan untuk mengangkut lebih dari satu frekuensi mungkin lebih baik dipahami dengan menganalisis tindakan-tindakan yang diilustrasikan pada Gambar 1-10. A Waveguide dapat dianggap sebagai memiliki atas dan bawah bagian seperempat-gelombang dan bagian tengah yang merupakan konduktor padat disebut BUS BAR. Dalam pandangan (A), jarak mn adalah sama dengan jarak pq, dan keduanya sama dengan satu seperempat panjang gelombang (l / 4).







Gambar 1-10A. - Frekuensi efek pada Waveguide. NORMAL OPERASI FREKUENSI






CATATAN: Sepanjang NEETS, 1 / 4 l dan l / 4 yang kedua digunakan untuk mewakili seperempat panjang gelombang dan digunakan secara bergantian. Juga, l / 2 dan 3 / 2 l akan digunakan untuk mewakili satu setengah-panjang gelombang dan 1 1 / 2 panjang gelombang, masing-masing.
Jarak np adalah lebar bus bar. Jika keseluruhan dimensi Waveguide tetap konstan, diperlukan panjang seperempat bagian gelombang frekuensi menurun sebagai meningkat. Seperti digambarkan dalam pandangan (B), ini menyebabkan lebar bus bar untuk MENINGKATKAN. Dalam teori Waveguide dapat berfungsi pada jumlah yang tak terhingga frekuensi yang lebih tinggi daripada yang dirancang Frekuensi; sebagai panjang gelombang setiap seperempat bagian mendekati nol, bus bar terus melebar untuk mengisi ruang yang tersedia. Namun, dalam praktiknya, sebuah batas frekuensi atas disebabkan oleh modus operasi, yang akan dibahas nanti.





Gambar 1-10B. - Frekuensi efek pada Waveguide. MENINGKATKAN FREKUENSI













Gambar 1-10C. - Frekuensi efek pada Waveguide. MENURUN FREKUENSI








Jika frekuensi sinyal berkurang begitu banyak bahwa dua seperempat panjang gelombang lebih panjang daripada lebar dimensi dari sebuah Waveguide, energi tidak akan lagi melewati Waveguide. Ini adalah batas frekuensi rendah, atau Cut-OFF FREKUENSI, dari suatu Waveguide. Dalam aplikasi praktis, dimensi lebar dari biasanya 0,7 Waveguide panjang gelombang pada frekuensi operasi. Hal ini memungkinkan Waveguide untuk menangani berbagai kecil frekuensi baik di atas dan di bawah frekuensi operasi. The "b" dimensi diatur oleh potensi kerusakan dielektrik, yang biasanya udara. Dimensi berkisar 0,2-0,5 panjang gelombang yang umum untuk "b" sisi dari sebuah Waveguide.
 
Continue reading }}

Sejarah dan Perkembangan Telekomunikasi GSM & CDMA

Lagi semangat pengen posting2 lagi, kali ini materi yang diangkat adalah materi kuliah ane di Ekstensi S1 ISTN Jurusan Elektro/Telekomunikasi. Temanya berjudul Sejarah dan Perkembangan Telekomunikasi GSM & CDMA.

Sejarah dan Perkembangan Telekomunikasi GSM                        



Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak digunakan pada awal tahun 1980-an, diantaranya sistem C-NET yang dikembangkan di Jerman dan Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000 yang dikembangkan di Prancis, sistem NMT yang dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Erricson, serta sistem TACS yang beroperasi di Inggris. Namun teknologinya yang masih analog membuat sistem yang digunakan bersifat regional sehingga sistem antara negara satu dengan yang lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja (tidak bisa melakukan roaming antar negara).
Teknologi analog yang berkembang, semakin tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat Eropa yang semakin dinamis, maka untuk mengatasi keterbatasannya, negara-negara Eropa membentuk sebuah organisasi pada tahun 1982 yang bertujuan untuk menentukan standar-standar komunikasi selular yang dapat digunakan di semua Negara Eropa. Organisasi ini dinamakan Group Special Mobile (GSM). Organisasi ini memelopori munculnya teknologi digital selular yang kemudian dikenal dengan nama Global System for Mobile Communication atau GSM.
GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute). Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992, standar type approval untuk handphone disepakati dengan mempertimbangkan dan memasukkan puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM. Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di kurangi. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia. Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular analog yang bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi selular membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa, Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5 triliun pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.


Arsitektur Jaringan GSM
MSC ekstern HandOver: Pemindahan hubungan antar BTS dari MSC yang berbedaSecara umum, network element dalam arsitektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi:
  1. Mobile Station ( MS )
  2. Base Station Sub-system ( BSS )
  3. Network Sub-system ( NSS ),
  4. Operation and Support System ( OSS )
Secara bersama-sama, keseluruhan network element di atas akan membentuk sebuah PLMN (Public Land Mobile Network).
Mobile Station atau MS merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan. Terdiri atas:
Mobile Equipment ( ME )  atau hanset, merupakan perangkat GSM yang berada di sisi pengguna atau pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirim dan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya.
Subscriber Identity Module ( SIM )  atau SIM Card, merupakan kartu yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi pelayanan. ME tidak akan dapat digunakan tanpa SIM didalamnya, kecuali untuk panggilan darurat. Data yang disimpan dalam SIM secara umum, adalah:
IMMSI (International Mobile Subscriber Identity), merupakan penomoran pelanggan.
MSISDN (Mobile Subscriber ISDN), nomor yang merupakan nomor panggil pelanggan.
Base Station System atau BSS, terdiri atas: BTS  Base Transceiver Station, perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS dan berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal. BSC Base Station Controller, perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang berada di bawahnya dan sebagai penghubung BTS dan MSC.

Network Sub System atau NSS, terdiri atas:
Mobile Switching Center atau MSC, merupakan sebuah network element Central dalam sebuah jaringan GSM. MSC sebagai inti dari jaringan seluler, dimana MSC berperan untuk interkoneksi hubungan pembicaraan, baik antar selular maupun dengan jaringan kabel PSTN, ataupun dengan jaringan data.
Home Location Register atau HLR, yang berfungsi sebagai sebuah database untuk menyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan agar tersimpan secara permanen.
Visitor Location Register atau VLR, yang berfungsi untuk menyimpan data dan informasi pelanggan.
Authentication Center atau AUC, yang diperlukan untuk menyimpan semua data yang dibutuhkan untuk memeriksa keabsahaan pelanggan. Sehingga pembicaraan pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan.
Equipment Identity Registration atau EIR, yang memuat data-data pelanggan.
Operation and Support System atau OSS, merupakan sub sistem jaringan GSM yang berfungsi sebagai pusat pengendalian, diantaranya fault management, configuration management, performance management, dan inventory management.

Frekuensi pada 3 Operator Terbesar di Indonesia
  1. Indosat : 890 – 900 Mhz (10 Mhz)
  2. Telkomsel : 900 – 907,5 Mhz (7,5 Mhz)
  3. Excelcomindo : 907,5 – 915 Mhz (,5 Mhz)

Keunggulan GSM sebagai Teknologi Generasi Kedua (2G)

GSM, sebagai sistem telekomunikasi selular digital memiliki keunggulan yang jauh lebih banyak dibanding sistem analog, di antaranya:
1.      Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunakan teknologi digital dimana penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu pengguna saja. Sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh pengguna lain.
2.       Sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan international roaming
3.       Dengan teknologi digital, tidak hanya mengantarkan suara, tapi memungkinkan servis lain seperti teks, gambar, dan video.
4.       Keamanan sistem yang lebih baik
5.       Kualitas suara lebih jernih dan peka.
Bagaimanapun, keunggulan GSM yang beragam pantas saja membuatnya menjadi sistem telekomunikasi selular terbesar penggunanya di seluruh dunia.
GSM 1800: Frekuensi Besar, Jangkauan Sempit
Teknologi ponsel terus berkembang dari waktu ke waktu. Akan tetapi, bukan berarti yang terbaru adalah yang terhebat. Setiap jenis ada kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Teknologi telepon selular di Indonesia saat ini telah berkembang begitu pesatnya. Jangan heran kalau minat konsumen pun makin meningkat. Ujung-ujungnya pengguna telepon selular pada tahun ini diduga akan bertambah dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu.
Jenis telepon selular yang pertama kali masuk di Indonesia adalah jenis NMT (nordic mobile telephone). Jenis selular ini menggunakan frekuensi 450 mHz, tetapi khusus di Indonesia digunakan frekuensi 470 mHz. Daerah jangkauan NMT dapat mencapai 60 kilometer, sehingga memungkinkan NMT digunakan di daerah-daerah terpencil yang jauh dari pusat kota. Namun jenis selular pertama ini mempunyai kekurangan, yaitu bentuknya yang relatif besar sehingga membuat NMT kurang efektif dan efisien untuk dibawa bepergian.
Menyusul berkembangnya teknologi NMT, muncul pula teknologi baru selular yaitu AMPS (advance mobile phone system). Sistem AMPS menggunakan frekuensi 800 mHz dan daya jangkaunya sekitar 1,5 km sampai 2 km. Karena bentuknya yang ringan dan dapat dibawa dengan mudah, maka teknologi AMPS menjadi pilihan baru dalam berkomunikasi. Bahkan teknologi yang berasal dari Amerika Serikat ini pernah menjadi primadona dunia informasi dunia pada 1980-an sampai menjelang 1990-an.
Setelah berkembangnya AMPS, muncul pula sebuah teknologi selular digital CDMA (code division multiple access). CDMA adalah teknologi yang dikembangkan oleh militer Amerika Serikat pada 1989 dan mulai dioperasikan pada 1995. Teknologi CDMA dapat menggunakan frekuensi yang selama ini dipakai oleh AMPS yaitu 800 mHz. Cuma, CDMA juga dapat memakai frekuensi 1.700 mHz. Karena menggunakan teknologi yang sama, maka sistem AMPS yang analog akan dapat dengan sederhana bermigrasi ke sistem CDMA yang digital.
Pada saat yang hampir bersamaan dengan munculnya CDMA, teknologi GSM (global system for mobile communication) diperkenalkan. Dengan digunakannya sistem GSM yang digital, teknologi NMT atau AMPS yang analog praktis tidak dapat digunakan. Bagi para pengguna kedua sistem itu, hal ini sangat merugikan karena mereka telanjur memakai ponsel lama yang harganya relatif mahal. Hal ini menyebabkan banyak dari mereka enggan berpindah ke teknologi GSM. Namun setelah para operator GSM terlihat sangat serius dengan bisnisnya, maka mereka berlomba-lomba mencicipi teknologi baru tersebut. Hasilnya, saat ini sistem GSM-lah yang paling banyak digunakan di Indonesia untuk masalah ponsel.
Teknologi GSM yang kita pakai saat ini menggunakan frekuensi 900 mHz dengan daya jangkau 1,5 km sampai 2 km saja. Akan tetapi, daya jangkau itu dapat diperluas dengan menggunakan antena payung yang tinggi (umbrella). Dengan penggunaan antena payung, jarak jangkau GSM dapat mencapai 35 km.
Sebenarnya, ditinggalkannya sistem NMT dan AMPS bukan karena keduanya tidak dapat digunakan lagi, tetapi lebih karena kedua sistem itu sudah ketinggalan zaman–terutama NMT yang memang kurang nyaman untuk dibawa ke mana-mana. NMT dan AMPS di satu pihak masih mentransmisikan suara dengan cara analog, sedangkan CDMA dan GSM di pihak lain menggunakan teknologi digital yang menghasilkan kualitas suara yang jauh lebih baik. Oleh karena itu, AMPS dan NMT sering disebut sebagai selular generasi pertama, sedangkan GSM dan CDMA disebut sebagai selular generasi kedua.
Banyak pihak yang membandingkan GSM dengan CDMA dari segi kualitas dan teknis. Dari segi teknis memang CDMA lebih baik. Misalnya, GSM yang menggunakan teknologi TDMA (time division multiple access) hanya dapat mengacak suara yang dipancarkan. Adapun CDMA selain mengacak suara, juga dapat mentransmisikan suara dalam kode-kode sehingga sama sekali tidak bisa disadap.
Setelah era GSM 900 mHz muncul lagi sebuah teknologi baru dalam dunia telepon selular yaitu PCS/PCN. Sistem PCS/PCN (personal communication system/network) atau yang lebih dikenal dengan nama GSM 1800, sebenarnya bukanlah teknologi baru. Pada dasarnya sistem ini sama dengan GSM, hanya frekuensi yang digunakan lebih tinggi yaitu 1.800/1.900 mHz. Berbeda dengan GSM yang memakai frekuensi 900 mHz, PCN merupakan nama yang diberikan oleh kalangan operator Eropa yang menggunakan frekuensi 1.800 mHz atau biasa disebut DCS (digital cellular system). Sementara itu PCS digunakan di Amerika, dengan frekuensi 1.900 mHz. Di lain pihak, PHS merupakan standar Jepang yang sudah tersebar ke berbagai negara di dunia. Mutu pelayanan PCN disinyalir lebih baik dari mutu GSM karena menggunakan pita berfrekuensi lebih tinggi. Apalagi PCS yang dikembangkan dari teknologi CDMA lebih baik kualitas dan kapasitasnya daripada GSM.
Akan tetapi, mutu lebih baik yang ditawarkan PCS tidak sebanding dengan daya jangkaunya yang relatif sempit. Menurut penelitian, daya jangkau teknologi PCS hanya mencapai 200 meter hingga 8 kilometer. Bahkan sistem PHS mempunyai daya jangkau lebih sempit, yaitu hanya berkisar pada radius 200 sampai 500 meter saja. Untuk menanggulangi kekurangan itu perlu dibuat jaringan BTS yang lebih banyak dan rapat sehingga drop call atau blank spot yang disebabkan oleh jarak jangkau PCS yang sempit dapat tertutupi.
Dengan demikian, proses migrasi dari sistem GSM ke PCN hanya merupakan sebuah perubahan frekuensi, sedangkan sistemnya tidak berubah. Hal ini berbeda ketika sistem NMT dan AMPS yang analog diganti dengan sistem GSM yang digital. NMT dan AMPS memang tidak mempunyai sambungan ke teknologi digital GSM sehingga kedua teknologi itu tidak dapat digunakan. Adapun teknologi GSM dapat dikatakan masih merupakan satu teknologi dengan PCS atau GSM 1.800. Yang membedakan keduanya adalah dalam penggunaan frekuensi. Hal ini memungkinkan kartu SIM (subscriber identification module) GSM 900 juga dapat digunakan pada pesawat PCN. Bahkan saat ini telah tersedia jenis-jenis ponsel yang dapat digunakan pada kedua frekuensi tersebut. Jadi, jika Anda pengguna GSM 900, jangan terlalu khawatir dengan munculnya teknologi baru ini.


Perkembangan TI dalam bidang Telekomunikasi
Dengan adanya konvergensi TI dengan teknologi telekomunikasi, membuat teknologi telah menjadi segalanya bagi manusia, Teknologi komunikasi khususnya selular telah berkembang pesat di Indonesia, hal ini dimungkinkan dengan penetrasi pasar yang besar terhadap kebutuhan telekomunikasi khususnya yang sifatnya mobile, saat ini menurut statistic pengguna selular di Indonesia telah mencapai angka sekitar 8 juta dengan. Masyarakat Indonesia secara tidak langsung telah menggunakan teknologi informasi khussunya dibidang komunikasi. Mobilitas dan trend mungkin yang menjadi factor utama dari suksesnya teknologi ini, mobilitas merupakan keunggulan utama teknologi seluler dibandingkan dengan telpon tetap. Setiap pelanggan dapat mengakses dimana saja., kapan pun ia berada, Komunikasi suara, dewasa ini, tidak lagi hanya mengandalkan jaringan kabel yang besifat tetap (fixed line), selain itu juga komunikasi tidak hanya suara namun juga data dan gambar yang berujung pada multimedia. Saat ini kita mengenal berbagai jenis perangkat komunikasi, seperti perangkat komunikasi tetap (fixed phone), komunikasi bergerak terbatas (fixed mobile phone) dan komunikasi bergerak selular (cellular mobile phone).


Sejarah Teknologi mobile
Di Indonesia, liberalisasi bisnis seluler dimulai sejak tahun 1995, saat pemerintah mulai membuka kesempatan kepada swasta untuk berbisnis telepon seluler dengan cara kompetisi penuh. Bisa diperhatikan, bagaimana ketika teknologi GSM (global system for mobile) dating dan menggantikan teknologi seluler generasi pertama yang sudah masuk sebelumnya ke Indonesia seperti NMT (nordic mobile telephone) dan AMPS (advance mobile phone system). Ketika di tahun 1980-an, teknologi Global System for Mobile Communication (GSM) datang ke Indonesia, maka para operator pemakai teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System) menghilang. Lalu, muncul Satelindo sebagai pemenang, yang kemudian disusul oleh Telkomsel. Dan pada akhirnya teknologi GSM lebih unggul dan perkembang bak jamur di musin hujan, ini dikarenakan kapasitas jaringan lebih tinggi, karena efisiensi di spektrum frekuensi dari pada teknologi NMT dan AMPS. Sekarang, dalam kurun waktu hampir satu dekade, teknologi GSM telah menguasai pasar dengan jumlah pelanggan lebih dari jumlah pelanggan telepon tetap. Di Indonesia, liberalisasi bisnis seluler dimulai sejak tahun 1995, saat pemerintah mulai membuka kesempatan kepada swasta untuk berbisnis telepon seluler dengan cara kompetisi penuh. Bisa diperhatikan, bagaimana ketika teknologi GSM (global system for mobile) dating dan menggantikan teknologi seluler generasi pertama yang sudah masuk sebelumnya ke Indonesia seperti NMT (nordic mobile telephone) dan AMPS (advance mobile phone system). Ketika di tahun 1980-an, teknologi Global System for Mobile Communication (GSM) datang ke Indonesia, maka para operator pemakai teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System) menghilang. Lalu, muncul Satelindo sebagai pemenang, yang kemudian disusul oleh Telkomsel. Dan pada akhirnya teknologi GSM lebih unggul dan perkembang bak jamur di musin hujan, ini dikarenakan kapasitas jaringan lebih tinggi, karena efisiensi di spektrum frekuensi dari pada teknologi NMT dan AMPS. Sekarang, dalam kurun waktu hampir satu dekade, teknologi GSM telah menguasai pasar dengan jumlah pelanggan lebih dari jumlah pelanggan telepon tetap. amun, sampai saat ini telepon seluler masih merupakan barang mewah, tidak semua lapisan masyarakat bias menikmatinya. Tarifnya masih sangat tinggi dibandingkan dengan telepon tetap PSTN (public switched telephone network), baik untuk komunikasi lokal maupun SLJJ (sambungan langsung jarak jauh), ada yang mencapai Rp 4.500 per menit flat rate untuk komunikasi SLJJ. Sedangkan teknologi CDMA pengenalan CDMA sudah dimulai sejak tiga tahun lalu ketika Komselindo memperkenalkan CDMA-One. Hanya saja dengan berbagai alasan pengembangannya kurang sukses. Saat ini, PT Telkom kembali memperkenalkan CDMA, tapi tidak lewat jalur "bisnis selular" langsung, melainkan menggunakan CDMA untuk fix phone dengan produk dagang bernama Telkomflexi. Saat ini dengan TelkomFlexi, PT. Telkom menawarkan teknologi yang lebih baik dari teknologi GSM sebelumnya dan dengan harga yang lebih murah. Sebenarnya kenapa tarif yang ditawarkan oleh teknologi ini lebih murah karena Telkomflexi berbasis pada teknologi Wirelless Local-Code Division Multiple Access (WLL-CDMA) tidak saja karena fleksibilitas sebuah fix phone, tapi yang paling utama adalah struktur tarif yang katanya jauh lebih murah karena tidak dibebankan biaya airtimenya.

Aplikasi teknologi
Ada beberapa teknologi tanpa kabel untuk teknologi selular ini, diantaranya adalah

CDMA (Code Division Multiple Access)
Menggunakan teknologi spread-spectrum untuk mengedarkan sinyal informasi yang melalui bandwith yang lebar (1,25 MHz). Teknologi ini asalnya dibuat untuk kepentingan militer, menggunakan kode digital yang unik, lebih baik daripada channel atau frekuensi RF

AMPS (Advanced Mobil Phone Service)  
Merupakan teknologi analog yang menggunakan FDMA (Frequency Division Multiple Access) untuk membagi-bagi bandwith radio yang tersedia ke pada sejumlah channel diskrit yang tetap. Dengan AMPS, bandwith 1,25 MHz yang diberikan untuk penggunaan selular dibagi menjadi channel dengan lebar 30 KHz, masing-masing hanya dapat melayani satu subscriber pada satu waktu. Satu subscriber mengakses sebuah channel maka tidak satupun subscriber lainnya dapat mengakses channel tersebut sampai panggilan pertama itu berhenti atau handed-off ke base station lainnya.

TDMA (Time Division Multiple Data) 
Merupakan sebuah teknologi digital, sama halnya yaitu dengan membagi-bagi spektrum yang tersedia kepada sejumlah channel diskrit yang tetap, meskipun masing-masing channel merepresentasikan time slot yang tetap daripada band frekunesi yang tetap. Sebagai contoh yang mengimplementasikan teknologi TDMA adalah GSM, yang membagi carriers berlebar 2300 KHz menjadi delapan time-division channel. GSM (global sistem for mobile) adalah teknologi yang berbasis TDMA

UMTS (Universal Mobile Telecomunication Access) 
Merupakan salah sistem generasi ketiga yang dikembangkan di Eropa. dirancang sehingga dapat menyediakan bandwith sebesar 2 Mbits/s. Layanan yang dapat diberikan UMTS diupayakan dapat memenuhi permintaan pemakai dimanapun berada, artinya UMTS diharapkan dapat melayani area yang seluas mungkin, jika tidak ada cell UMTS pada suatu daerah dapat di route-kan melalui satelit. Frekeunsi radio yang dialokasikan untuk UMTS adalah 1885-2025 MHz dan 2110-2200 MHz. Pita tersebut akan digunakan oleh cell yang kecil (pico cell) sehingga dapat memberikan kapasitas yang besar pada UMTS.

Teknologi Flexy ?
Saat ini teknologi CDMA sedang hangat dibicarakan, khususnya dengan masuknya PT. TELKOM dengan produk TelkomFlexi-nya, Lalu pertanyaan mendasar kenapa teknologi ini lebih murah dari teknoogi GSM sebelumnya. Dari aspek teknologi baik GSM maupun CDMA merupakan standar teknologi seluler digital, hanya bedanya GSM dikembangkan oleh Negara-negara eropa dan bersifat ‘open source’, sedangkan CDMA dari kubu Amerika dan Jepang. Yang perlu diperhatikan bahwa teknologi GSM dan CDMA berasal dari jalur yang berbeda, sehingga perkembangan ke generasi 2,5G dan 3G berikutnya akan berbeda terus. Teknologi CDMA didesain tidak peka terhadap interfensi, dan sejumlah pelanggan dalam satu sel dapat mengakses pita spectrum frekuensi secara bersama karena mempergunakan teknik pengkodean tertentu. Ponsel CDMA ada dua jenis tanpa kartu sehingga nomer panggilnya harus deprogram oleh petugas operatoryang bersangkutan, dan satu lagi ponsel CDMA yang dilengkapi dengan RUIM (Removal User Identification Module) atau dalam istilah GSM dikenal dengan SIM Card. Ada sejumlah kelebihan yang ditawarkan CDMA. misalnya, komunikasi selular tidak lagi rawan radiasi, tidak lagi seperti suara robot, tidak terputus-putus. sistem CDMA dinilai lebih advance dibanding sistem selular digital yang sudah ada FSN mampu memberikan suara alami yang lebih sempurna dibandingkan dengan sistem selular digital yang sudah ada. serta power output yang sangat rendah yakni 0,2 watt (bandingkan dengan system GSM) yang menggunakan 1,5 - 3 watt, menjadikan batere sistem CDMA lebih tahan lama. Intinya beban biaya pada Telkomflexi bisa lebih murah karena customer tidak dibebankan biaya airtime yang selama ini menjerat pengguna GSM.






Biaya relatif hemat karena penghitungannya dilakukan secara real time yakni pulsa dihitung per detik, tanpa pembulatan seperti halnya penghitungan pulsa GSM yang selama ini berlaku. Namu ada juga teknologi CDMA yang perhitungan tarifnya sama bahkan lebih dari GSM namun juga kemampuan baik dari sisi content dan transfer data multimedia lebih unggul (fren dari mobile8).


Feature teknologi CDMA

Teknologi CDMA didesain tidak peka terhadap interferensi. Di samping itu, sejumlah pelanggan dalam satu sel dapat mengakses pita spektrum frekuensi secara bersamaan karena mempergunakan teknik pengkodean yang tidak bisa dilakukan pada teknologi GSM. Kapasitas yang lebih tinggi untuk mengatasi lebih banyak panggilan yang simultan per channel dibanding sistem yang ada. Sistem CDMA menawarkan peningkatan kapasitas melebihi system AMPS analog sebaik teknologi selular digital lainnya. CDMA menghasilkan sebuah skema spreadspectrum yang secara acak menyediakan bandwith 1.250 KHz yang tersedia untuk masingmasing pemanggil 9600 bps bit rate. Meningkatkan call security.

Keamanan menjadi sifat dari pendekatan spread spectrum CDMA, dan kenytaannya teknologi ini pertama dibangun untuk menyediakan komunikasi yang aman bagi militer. Mereduksi derau dan interferensi lainnya. CDMA menaikkan rasio signal-to-noise, karena lebarnya bandwith yang tersedia untuk pesan. Efisinsi daya dengan cara memperpanjang daya hidup baterai telepon Salah satu karakteristik CDMAadalah kontrol power sebuah usaha untuk memperbesar kapasitas panggilan dengan memepertahankan kekonstanan level daya yang diterima dari pemanggil bergerak pada base station. Fasilitas kordinasi seluruh frekuensi melalui base-station base station. Sistem CDMA menyediakan soft hand-off dari satu base-station ke lainnya sebagai sebuah roaming telepon bergrak dari sel ke sel,melakukan soft handoff mengingat semua sistim menggunakanfrekuensi yang sama. Fungsi spread-spectrum dan power-control yang memperbesar kapasitas panggil CDMA mengakibatkan bandwith yang cukup untuk bermacam-macam layanan data multimedia, dan skema soft hand-off menjamin tidak hilangnya data.

1. Meningkatkan kualitas suara

2. Memperbaiki karakteristik cakupan yang dapat menurunkan jumlah sel.

3. Meningkatkan privacy dan security.

4. Menyederhanakan perencanaan sistim

5. Memerlukan daya pancar yang lebih rendah, sehingga waktu bicara ponseldapat lebih lama.

6. Mengurangi interferensi pada sistim lain

7. Lebih tahan terhadap multipath.

8. Dapat dioperasikan bersamaan dengan teknologi lain (misal AMPS).


Teknologi masa depan CDMA

Wideband CDMA dan Broadband CDMA sebagai WLL (Wireless Local Loap) sengai teknologi andalan masa depan dari CDMA, didesain untuk menyediakan layanan fixed dan mobiile yang dikoneksikan dengan PSTN dari layanan POTS (Plain Old Telephone Service) ke features features selanjutnya seperti ISDN dan bandwidth on demand. Service-service akan termasuk voice, high speed fax, data dan multimedia, termasuk juga video. Teknologi ini memungkinkan aplikasi ISDN ke desktop fixed wiireless dan mobile wireless. Keuntungan utama dari solusi Broadband CDMA adalah flexibilitas. Sistem CDMA menyediakan untuk aplikasi komunikasi pada skala besar dan kecil dengan cost efektif yang diperhitungkan. Untuk bisnis selanjutnya dapat menyediakan service voice dan ISDN data, seperti fax, email dan high speed internet access. Ketika sistem Broadband CDMA dapat ditambah dengan mudah dan cepat ke jaringan existing tanpa delay dan gangguan daripada instalasi kabel telepon. Koneksi ke jaringan LAN untuk email dan sharing resources sperti printer dan mesin fax dapat dikonfigurasi dengan mudah.



Perbedaan mendasar teknologi GSM dan CDMA

Perbedaan mendasar dari teknologi CDMA adalah sistem modulasinya. Modulasi CDMA merupakan kombinasi FDMA (Frekuensi Division Multiple Access) dan TDMA (Time Division Multiple Access). Pada teknologi FDMA, 1 kanal frekuensi melayani 1 sirkuit pada satu waktu, sedangkan pada TDMA, 1 kanal frekuensi dipakai oleh beberapa pengguna dengan cara slot waktu yang berbeda. Pada CDMA beberapa pengguna bisa dilayani pada waktu bersamaan dan frekuensi yang sama, dimana pembedaan satu dengan lainnya ada pada sistem coding-nya, sehingga penggunaan spektrum frekuensinya teknologi CDMA sangat efisien. Kelebihan yang ditawarkan CDMA antara lain kualitas suara dan data, harga atau tarif yang lebih murah, investasi yang lebih kecil, dan keamanan dalam berkomunikasi (tidak mudah

disadap). Teknologi GSM dengan GPRS nya akan terlibas dengan content pada CDMA karena keterbatasan akan lebar data dan aplikasi multimedia pada teknologi GSM. Kelebihan teknologi berbasis GSM diindonesia adalah coverage yanga luas dan roaming jelajah yang sangat luas baik dalam negeri bahkan seluruh dunia, sedangkan CDMA dengan telkomflexi masih sangat terbatas.



CDMA menggantikan dominasi GSM ?

Dalam serbuan iklan dan janji yang diberikan oleh Telkomflexi membuat Pihak operator selular khawatir ketar ketir, lalu membuat masyarakat penasaran dengan adanya promosi bahwa Telkomflexi berbasis teknologi Wireless Local Loap-Code Division Multiple Access (WLL-CDMA) tidak saja karena fleksibilitas sebuah fix phone, tapi yang paling utama adalah struktur tariff yang katanya jauh lebih murah. Jika selama ini pemakai ponsel GSM biasanya harus membayar biaya percakapan lokal dengan

dasar tarif airtime plus pulsa sebesar Rp. 425/menit untuk kartu pasca-bayar dan kurang lebih Rp. 1.000/ menit untuk kartu pra-bayar, maka jika mempergunakan ponsel dengan basis CDMA hanya ditarik biaya tarif telepon rumah yang bersifat lokal. Hanya saja, dalam masalah tarif ini banyak orang terjebak oleh pemahaman bahwa "karena teknologi CDMA-nya" tarif telepon bisa jadi tarif lokal dan murah. Padahal, apakah berteknologi CDMA atau GSM, tarif tidak punya hubungan langsung karena masalah tarif merupakan produk dari sebuah regulasi, baik yang dibuat pemerintah atau operator. Para operator selular (GSM) boleh saja ketar-ketir dan mencurigai kehadiran Telkomflexi sebagai ancaman serius. Namun jika kita tinjau struktur tarif para operator selular seperti pembebasan biaya incoming roaming, flate-rate, zona extra luas dan tarif single POC sebenarnya telah menggerogoti porsi PT Telkom. Struktur tersebut merupakan senjata pamungkas bagi para operator selular untuk tetap mempertahankan diri dari ancaman kehadiran Telkomflexi. Lagi pula para pemegang lisensi CDMA fixed wireless seperti PT Telkom dan PT Indosat adalah pemegang saham mayoritas di operator GSM, sehingga tampaknya keduanya tidak ingin mematikan mesin uangnya sendiri sebagai operator selular.


Continue reading }}

Senin, 21 November 2011

Jenis-jenis Tower BTS

Tower BTS (Base Transceiver System) sebagai sarana komunikasi dan informatika, berbeda dengan tower SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) Listrik PLN dalam hal konstruksi, maupun resiko yang ditanggung penduduk di bawahnya. Tower BTS komunikasi dan informatika memiliki derajat keamanan tinggi terhadap manusia dan mahluk hidup di bawahnya, karena memiliki radiasi yang sangat kecil sehingga sangat aman bagi masyarakat di bawah maupun disekitarnya.

Tipe Tower jenis ini pada umumnya ada 3 macam,
1) Tower 4 kaki
2) Tower 3 kaki
3) Tower 1 kaki
 
Tower 4 kaki

sangat jarang dijumpai roboh, karena memiliki kekuatan tiang pancang serta sudah dipertimbangkan konstruksinya. Tower ini mampu menampung banyak antenna dan radio. Tipe tower ini banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan bisnis komunikasi dan informatika yang bonafid. (Indosat, Telkom, Xl, dll).
 
 
 
 
 
 
 
 
Tower 3 kaki

Dibagi 2 macam, Pertama tower tiga kaki diameter besi pipa 9 cm keatas, atau yang lebih dikenal dengan nama Triangle, Tower ini juga mampu menampung banyak antenna dan radio.
Kedua, tower tiga kaki diameter 2 cm ke atas. Beberapa kejadian robohnya tower jenis ini karena memakai besi dengan diameter di bawah 2 cm. Ketinggian maksimal tower jenis ini yang direkomendasi adalah 60 meter. Ketinggian rata-rata adalah 40 meter.
Tower jenis ini disusun atas beberapa stage (potongan). 1 stage ada yang 4 meter namun ada yang 5 meter. Makin pendek stage maka makin kokoh, namun biaya pembuatannya makin tinggi, karena setiap stage membutuhkan tali pancang/spanner. Jarak patok spanner dengan tower minimal 8 meter. Makin panjang makin baik, karena ikatannya makin kokoh, sehingga tali penguat tersebut tidak makin meruncing di tower bagian atas.
 
Tower satu kaki

Dibagi 2 macam,
Pertama tower yang terbuat dari pipa atau plat baja tanpa spanner, diameter antara 40 cm s/d 50 cm, tinggi mencapai 42 meter, yang dikenal dengan nama monopole.
Tower Kedua lebih cenderung untuk dipakai secara personal. Tinggi tower pipa ini sangat disarankan tidak melebihi 20 meter (lebih dari itu akan melengkung). Teknis penguatannya dengan spanner. Kekuatan pipa sangat bertumpu pada spanner.
Sekalipun masih mampu menerima sinyal koneksi, namun tower jenis ini tidak direkomedasi untuk penerima sinyal informatika (internet dan intranet) yang stabil, karena jenis ini mudah bergoyang dan akan mengganggu sistem koneksi datanya, sehingga komputer akan mencari data secara terus menerus (searching).
Tower ini bisa dibangun pada areal yang dekat dengan pusat transmisi/ NOC = Network Operation Systems (maksimal 2 km), dan tidak memiliki angin kencang, serta benar-benar diproyeksikan dalam rangka emergency biaya.
Dari berbagai fakta yang muncul di berbagai daerah, keberadaan Tower memiliki resistensi/daya tolak dari masyarakat, yang disebabkan isu kesehatan (radiasi, anemia dll), isu keselamatan hingga isu pemerataan sosial. Hal ini semestinya perlu disosialisasikan ke masyarakat bahwa kekhawatiran pertama (ancaman kesehatan) tidaklah terbukti. Radiasinya jauh diambang batas toleransi yang ditetapkan WHO.
Tower BTS 40 meter memiliki radiasi 1 watt/m2 (untuk pesawat dengan frekuensi 800 MHz) s/d 2 watt/m2 (untuk pesawat 1800 MHz). Sedangkan standar yang dikeluarkan WHO maximal radiasi yang bisa ditolerir adalah 4,5 (800 MHz) s/d 9 watt/m2 (1800 MHz).
Sedangkan radiasi dari radio informatika/internet (2,4 GHz) hanya sekitar 3 watt/m2 saja. Masih sangat jauh dari ambang batas WHO 9 watt/m2.
Radiasi ini makin lemah apabila tower makin tinggi. Rata-rata tower seluler yang dibangun di Indonesia memiliki ketinggian 70 meter.
Dengan demikian radiasinya jauh lebih kecil lagi. Adapun mengenai isu mengancam keselamatan (misal robohnya tower), dapat diatasi dengan penerapan standar material, dan konstruksinya yang benar, serta pewajiban perawatan tiap tahunnya.
Continue reading }}

Seputar Antena Transmisi Data

Assalamu'alaykum...
Hemm... setelah kemarin UTS kurang bisa menjawab soal seputar antena, ane jadi pengen posting hal2 seputar antena nih...



Pengertian Antena 
 
Antena adalah alat untuk mengirim dan menerima gelombang elektromagnetik, bergantung kepada pemakaian dan penggunaan frekuensinya, antena bisa berwujud berbagai bentuk, mulai dari seutas kabel, dipole, ataupun yagi, dsb. Antena adalah alat pasif tanpa catu daya(power), yang tidak bisa meningkatkan kekuatan sinyal radio, dia seperti reflektor pada lampu senter, membantu mengkonsentrasi dan memfokuskan sinyal. Kekuatan dalam mengkonsentrasi dan memfokuskan sinyal radio, satuan ukurnya adalah dB. Jadi ketika dB bertambah, maka jangkauan jarak yang bisa ditempuhpun bertambah. Jenis antena yang akan dipasang harus sesuai dengan sistem yang akan kita bangun, juga disesuaikan dengan kebutuhan penyebaran sinyalnya. Secara umum ada dua jenis antena yaitu :
1. Antena Directional 
2. Antena Omni Directional 

Funsi antena
 
Antena berfungsi untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik, lalu meradiasikannya (Pelepasan energy elektromagnetik ke udara / ruang bebas). Dan sebaliknya, antena juga dapat berfungsi untuk menerima sinyal elektromagnetik (Penerima energy elektromagnetik dari ruang bebas ) dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Pada radar atau sistem komunikasi satelit, sering dijumpai sebuah antena yang melakukan kedua fungsi (peradiasi dan penerima) sekaligus. Namun, pada sebuah teleskop radio, antena hanya menjalankan fungsi penerima saja.
Karakter Antena
Ada beberapa karakter penting antena yang perlu dipertimbangkan dalam memilih jenis antena untuk suatu aplikasi , yaitu pola radiasi, directivity, gain, dan polarisasi.
 

Pola Radiasi

Pola radiasi antena adalah plot 3-dimensi distribusi sinyal yang dipancarkan oleh sebuah antena, atau plot 3-dimensi tingkat penerimaan sinyal yang diterima oleh sebuah antena. Pola radiasiantena dibentuk oleh dua buah pola radiasi berdasar bidang irisan, yaitu pola radiasi pada bidang irisan
arah elevasi (pola elevasi) dan pola radiasi pada bidang irisan arah azimuth (pola azimuth).
Kedua pola di atas akan membentuk pola 3-dimensi. Pola radiasi 3-dimensi inilah yang umum disebut sebagai pola radiasi antena dipol. Sebuah antena yang meradiasikan sinyalnya sama besar ke segala arah disebut sebagai antena isotropis. Antena seperti ini akan memiliki pola radiasi berbentuk bola Namun, jika sebuah antena memiliki arah tertentu, di mana pada arah tersebut distribusi sinyalnya lebih besar dibandingkan pada arah lain, maka antena ini akan memiliki directivity Semakin spesifik arah distribusi sinyal oleh sebuah antena, maka directivity antena tersebut.
Antena dipol termasuk non-directive antenna. Dengan karakter seperti ini, antena dipol banyak dimanfaatkan untuk sistem komunikasi dengan wilayah cakupan yang luas. Pada astronomi radio, antena dipol digunakan pada teleskop radio untuk melakukan pengamatan pada rentang High Frekuensi (HF). Bentuk data yang dapat diperoleh adalah variabilitas intensitas sinyal yang dipancarkan oleh sebuah objek astronomi. Namun, karena antena dipol tidak memiliki directivity pada arah tertentu, teleskop radio elemen tunggal yang menggunakan antena jenis ini tidak dapat digunakan untuk melakukan pencitraan.
 
Gain 
 
(directive gain) adalah karakter antena yang terkait dengan kemampuan antena mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis pada umumnya seperti watt, ohm, atau lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan. Oleh karena itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah desibel.
 
Polarisasi

Polarisasi didefinisikan sebagai arah rambat dari medan listrik. Antena dipol memiliki polarisasi linear vertikal . Mengenali polarisasi antena amat berguna dalam sistem komunikasi, khususnya untuk mendapatkan efisiensi maksimum pada transmisi sinyal. Pada astronomi radio, tujuan mengenali polarisasi sinyal yang dipancarkan oleh sebuah objek astronomi adalah untuk mempelajari medan magnetik dari objek tersebut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola radiasi, yang pertama adalah Half-power Beamwidth (HPBW), atau yang biasa dikenal sebagai beanwidth suatu antena. Dalam astronomi radio, beamwidth adalah resolusi spasial dari sebuah teleskop radio, yaitu diameter sudut minimun dari dua
buah titik yang mampu dipisahkan oleh teleskop radio tersebut. Secara teori, beamwidth untuk antena yang berbentuk parabola dapat ditentukan.
 
Antena Omnidirectional








Antena Omni memiliki pola radiasi yang menyebar sama rata ke segala arah, sehingga cocok digunakan sebagai antena access point. Jarak bagian bawah dekat connector coax adalah setengah panjang gelombang, jarak bagian tengah adalah tiga per empat panjang gelombang, dan panjang bagian ujung (whip) sedikit lebih pendek dari tiga per empat panjang gelombang, untuk mengurangi efek capacitance.antenna Omnidirectional dapat memancarkan gelombang ke segala arah.Yang termasuk Antenna Directional adalah antena model Yagi seperti kebanyakan yang dipakai sebagai antena penerima siaran TV.Contoh antena omnidirectional adalah antena model groundplane.
 
Antena Sectoral 







Antena Sectoral hampir mirip dengan antena omnidirectional. Yang juga digunakan untuk Access Point to serve a Point-to-Multi-Point (P2MP) links. Beberapa antenna sectoral dibuat tegak lurus , dan ada juga yang horizontal.

Antena sectoral mempunyai gain jauh lebih tinggi dibanding omnidirectional antena di sekitar 10-19 dBi. Yang bekerja pada jarak atau area 6-8 km. Sudut pancaran antenna ini adalah 45-180 derajat dan tingkat ketinggian pemasangannya harus diperhatikan agar tidak terdapat kerugian dalam penangkapan sinyal.

Pola pancaran yang horisontal kebanyakan memancar ke arah mana antenna ini di arahkan sesuai dengan jangkauan dari derajat pancarannya, sedangkan pada bagian belakang antenna tidak memiliki sinyal pancaran.

Antenna sectoral ini jika di pasang lebih tinggi akan menguntungkan penerimaan yang baik pada suatu sector atau wilayah pancaran yang telah di tentukan.

Antena Grid
 
 
Antena ini merupakan salah satu antena wifi yang sering digunakan karena pola pancar yang dimilikinya fokus pada titik tertentu sehingga sinyal yang dikirimkan dapat dilakukan dengan baik.

Antena Parabolic
 
 
 
 
Antena parabola adalah sebuah antena berdaya jangkau tinggi yang digunakan untuk komunikasi radio, televisi dan data dan juga untukradiolocation (RADAR).

antena gamma match 
 
 
 
 
Untuk driven elemen, disamping menggunakan dipole seperti yang diuraikan di atas, dapat pula menggunakan driven elemen dengan Gamma Match. Pada elemen dengan gamma match ini elemen tidak dibagi dua akan tetapi utuh dan pada feed point diberikan suatu matching device tersebut. Pada prinsipnya gamma match merupakan L-C circuit.
Peralatan yang merupakan bagian-bagian untuk membuat gamma matching device bisa didapatkan di pasaan. Panjang a sekitar 50 CM dan panjang c sekitar 10 CM sedangkan panjang b dicari pada saat kita melakukan matching ( antara 100-120 CM) sehingga didapatkan SWR yang baik. Ukuran gamma matching device tersebut di atas dapat dipergunakan pada driven element untuk band dari 10 sampai 20 meter. 

Antena Feeder Lines


Feeder line atau transmission line adalah penghubung antara antena dan transceiver, ia berfungsi untuk meneruskan getaran listrik dari transceiver ke antena dan sebaliknya. Berbagai macam feeder line yang dapat digunakan oleh rekan-rekan amatir radio.
Coaxial cable banyak dipakai oleh rekan-rekan karena mudah didapatkan di pasaran serta mudah handlingnya, misalnya coaxial cable nomor RG-8/U atau RG-58/U mempunyai impedansi 50 OHM.
Twin lead agak sulit ditemukan di pasaran, jenis ini terkenal dengan nama feeder TV, umumnya mempunyai impedansi 300 OHM. Sedangkan open wire feeder atau terkenal dengan julukan tangga monyet dapat dibuat sendiri, impedansinya dapat diatur sesuai kebutuhan, umumnya sampai 600 OHM.
Characteristic impedance dari open wire feeder ( Ζo) adalah fungsi dari diameter kawat (d) dan jarak antara kedua kawat (D)
 

Antena Dipole

 

Salah satu bagian penting dari suatu stasiun radio adalah antena, ia adalah sebatang logam yang berfungsi menerima getaran listrik dari transmitter dan memancarkannya sebagai gelombang radio. Ia berfungsi pula sebaliknya ialah menampung gelombang radio dan meneruskan gelombang listrik ke receiver.

Kuat tidaknya pancaran kita yang sampai di pesawat lawan bicara, sebaliknya baik buruknya penerimaan kita tergantung dari beberapa faktor. Faktor pertama adalah kondisi propagasi, faktor kedua adalah posisi stasiun (posisi antena) beserta lingkungannya, faktor ketiga adalah kesempurnaan antena. Untuk pancaran ada faktor ke-empat ialah kelebaran bandwidth pancaran kita dan faktor kelima adalah power.
Seringkali agar pancaran kita cukup besar diterima setasiun lawan bicara, kita berusaha menaikkan power dengan tanpa memperhatikan faktor-faktor lain tersebut di atas. Memang usaha memperbesar power secara teknis merupakan usaha yang paling mudah, akan tetapi rasanya ini adalah usaha yang kurang efektif dan cenderung merupakan suatu pemborosan.
Mengenai propagasi dan posisi stasiun, kita cenderung tidak dapat berbuat banyak. Faktor bandwidth pancaran dapat dikatakan bahwa makin sempit bandwidth makin kuatlah pancaran kita, ini ada batasnya mengingat faktor readibility.  

Antena Polarisasi

 

Gelombang elektromagnet yang melaju di udara atau di angkasa luar terdiri atas komponen gaya listrik dan komponen gaya magnet yang tegak lurus satu sama lain. Gelombang radio yang memancar dikatakan terpolarisasi sesuai arah komponen gaya listriknya. Untuk antena dipole maka polarisasinya searah dengan panjang bentangannya, bila antena tersebut dipasang horizontal, maka polarisasinya horizontal pula.
Agar dapat menerima gelombang radio secara baik, maka antena harus mempunyai polarisasi yang sama dengan polarisasi gelombang radio yang datang. Arah polarisasi ini akan tetap sepanjang lintasan gelombang radio kecuali bila gelombang tersebut sudah dipantulkan oleh ionosphere, maka polarisasinya bisa berubah. Untuk itu, maka antena untuk keperluan komunikasi jarak jauh pada HF atau MF dapat dibuat vertikal atau horizontal.
Pada band MF dan HF, biasanya kita gunakan polarisasi horizontal sedangkan untuk VHF (pada radio 2 meteran) biasa digunakan polarisasi vertikal. Kita tahu bahwa pancaran VHF tidak menggunakan pantulan ionosphere sehingga polarisasinya sampai ke antena pesawat lawan bicara masih tetap vertikal. Sedangkan pesawat 2 meteran banyak dipasang pada mobil dan antena mobil hanya bisa vertikal saja. 

Antena Multiband Vertical 
 
 

Apabila ruangan yang tersedia begitu sempitnya sehingga untuk membentangkan antena trap monopole secara horizontal tidak cukup, maka antena trap monopole dapat dipasang dengan konfiguasinya vertikal. Tentu saja antena ini tidak dapat lagi dibuat dari kawat akan tetapi harus dari pipa aluminium seperti halnya dengan rotary dipole.
Antena vertikal semacam ini agar bisa bekerja dengan baik diperlukan sejumlah ground plane yang dipasang pada pangkal antena dan dihubungkan dengan outer dari coaxial cable. Ground plane dibuat untuk masing-masing band, dihubungkan dengan outer coaxial cable dan dipasang horizontal. Ground plane dibuat juga dengan trap, akan tetapi lilitan trap dibuat lebih banyak sedemikian sehingga ground plane bisa pendek.

Antenna Balun
 

 

Balun adalah alat yang digunakan untuk menyesuaikan impedansi antara antena dengan coaxial cable ia digunakan juga untuk menghubungkan antara feeder line yang unbalance misalnya coaxial cable dengan antena yang balance misalnya antena dipole.
Balun dapat dipandang sebagai suatu transformator untuk link kopling antara feeder line dengan antena. Ia terdiri atas gulungan kawat diatas ferrite ( batangan atau toroidal) atau dapat juga inti udara. Balun dengan inti ferrite, harus diperhatikan pemilihan jenis ferritenya.
Di pasaran terdapat berbagai jenis toroid, jenis-jenis tersebut mempunyai sifat yang berbeda ialah response-nya terhadap frekuensi. Ada toroid untuk frekuensi audio dan toroid untuk flter AC (frekuensi rendah), ini tidak cocok untuk balun. Ferrite batangan digunakan untuk antena radio MW (frekuensi tinggi) bisa digunakan. 

Antenna Yagi

 Sebelum kita berbicara tentang antena Yagi atau antena pengarah marilah kita menengok terlebih dahulu antena isotropic. Antena isotropic adalah antena yang memancarkan radiasi ke segala jurusan ke samping, ke atas dan ke bawah dengan kuat pancaran yang sama. Apabilka kita gambarkan pola radiasinya maka akan berbentuk bola. Antena ini tidak pernah ada, ini hanya digunakan untuk pembicaraan theoritis.
Antena isotropic ini berbeda dengan antena omni directional, antena omni directional mempunyai kuat pancar yang sama ke segala penjuru mata angin akan tetapi ke atas dan ke bawah tidak sama. Antena vertikal 1⁄4 Lambda mempunyai sifat ini.
Untuk keperluan terutama komunikasi jarak jauh dan tidak diperlukan QSO dengan stasiun-stasiun yang berada di berbagai jurusan, maka sering diperl
ukan antena pengarah agar pancaran pada arah yang dikehendaki menjadi lebih besar. Tentu saja mengandung konsekuensi bahwa pancaran ke arah yang lain menjadi relatif mengecil. 

Kita perhatikan gambar, pola 1 adalah pola pancaran antena dipole. Bila pada antena dipole diberikan sebuah reflektor dan director, maka akan kita peroleh pola pancaran seperti tergambar pada sebagai pola 2. Pancaran ke satu arah akan menjadi lebih jauh sedangkan pancaran ke jurusan lainnya akan menjadi jauh lebih kecil.
Antena pengarah dikatakan me
mpunyai gain, yang dinyatakan dalam dB. Gain adalah perbandingan logarithmik antara power antena dibandingkan dengan dipole 1⁄2 Lambda. Apabila sebagai pembanding digunakan antena isotropic, maka gain dinyatakan dalam dBi. Misalnya antena dipole 1⁄2 Lambda mempunyai gain sebesar +2.1 dBi terhadap isotropic. Akan tetapi pada umumnya gain suatu antena yang digunakan pembanding adalah dipole 1⁄2 Lambda.
Misalnya power suatu antena pada titik A (periksa gambar 1) adalah Pa sedangkan power dipole 1⁄2 Lambda di tempat itu sebesar Pd, maka gain antena :

Antenna Dummy Load 

 

 



Continue reading }}